TopCareer.id – Perusahaan pembuat pesawat Eropa, Airbus, baru saja mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.500 pekerjanya di sektor pertahanan dan antariksanya, demi menyelamatkan kedua divisi itu.
Airbus mengatakan akan menerapkan perubahan organisasi karena menghadapi tantangan yang terjadi di sektor pertahanan dan antariksa, termasuk terganggunya rantai pasokan, perubahan strategi peperangan, dan meningkatnya biaya.
Airbus mulai membuat perubahan organisasi di divisi tersebut tahun lalu, yang disebut mulai “membuahkan hasil.”
Baca Juga: Boeing Mau PHK 17 Ribu Karyawan
“Kami ingin membentuk divisi tersebut sehingga dapat bertindak sebagai pemain terkemuka dan kompetitif di pasar yang terus berkembang ini,” kata Mike Schoellhorn, CEO divisi pertahanan dan antariksa Airbus.
“Ini mengharuskan kami untuk menjadi lebih cepat, lebih ramping, dan lebih kompetitif,” ujarnya, seperti dikutip dari AP News, Senin (21/10/2024).
Bisnis pertahanan dan antariksa Airbus tahun lalu harus lalu berjuang, terutama karena kerugian 477 juta euro pada pesawat angkut militer A400M yang lama bermasalah, sebagian terkait dengan inflasi yang tinggi.
Baca Juga: PHK Massal Pertama Sejak 2009, PwC Pangkas 1.800 Pekerja di AS
Sektor antariksa mereka juga terdampak oleh hilangnya akes ke peluncur roket Soyuz Rusia, dan kegagalan roket Vega-C baru usai lepas landas dari Guyana Prancis di akhir 2022.
Di luar divisi itu, bisnis Airbus tumbuh pesar. Mereka berhasil melampaui rivalnya Boeing selama lima tahun berturut-turut, dalam hal pemesanan dan pengiriman pesawat. Labanya pun telah melonjak.
Namun, perusahaan juga menghadapi masalah untuk memenuhi permintaan pesawat komersial. Hingga Juni, mereka masih punya pesanan tertunda sebanyak 8.585 pesawat komersial.
Menurut FactSet, Airbus mempekerjakan lebih dari 150.00 orang di seluruh dunia.
