TopCareer.id – Sebuah budaya disiplin asal Jepang bernama Tunjuk-Sebut dipertahankan oleh KAI, sebagai salah satu langkah konkrit dalam peningkatan keselamatan perjalanan kereta api.
Metode “Tunjuk-Sebut” dalam bahasa Jepang bernama Yubisashi Kanko.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengungkapkan, metode ini bermula dari seorang masinis lokomotif uap Jepang, Yasoichi Hori, yang mengalami sakit mata saat berdinas.
“Untuk memastikan sinyal yang dilihatnya, ia menyebutkan status sinyal (aman, hati – hati atau berhenti) kepada stocker (Asisten Masinis),” kata Anne, mengutip laman resmi KAI, Selasa (29/10/2024).
Baca Juga: Jadi Masinis Tak Mudah, Ini Proses yang Harus Dilewati
Metode “Tunjuk-Sebut” mulai diperkenalkan ke lingkungan persinyalan elektrik di Jabotabek pada 1993, lalu dipertahankan dan berkembang sebagai sebuah kewajiban bagi personel operasional KAI Group hingga kini.
Anne mengatakan, KAI tak hanya fokus pada peningkatan keselamatan melalui penggunaan kemajuan tekhnologi semata, tetapi juga pada pengembangan budaya kerja yang disiplin dan terintegrasi.
Metode tersebut terbukti efektif dalam mengurangi kesalahan operasional yang dapat membahayakan keselamatan.
Adapun, metode Tunjuk-Sebut ini dilakukan dengan cara:
- Fokus dan Konsentrasi: Menunjuk dengan jari membantu masinis memusatkan perhatian pada objek penting, mengurangi kemungkinan teralihkan oleh hal lain.
- Pengurangan Kesalahan: Tindakan menunjuk dan menyebut status sinyal secara bersamaan menciptakan jeda yang dapat mencegah kesalahan akibat perilaku refleksif.
- Memori yang Kuat: Penyebutan suara memperkuat ingatan tentang tindakan yang dilakukan, sehingga lebih mudah untuk diingat dan diperiksa kembali.
- Deteksi Kesalahan: Penyebutan suara juga membantu masinis mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan dengan lebih efektif.
- Peningkatan Kesadaran: Kombinasi gerakan tangan dan suara merangsang keterlibatan fisik, meningkatkan kewaspadaan selama perjalanan.
Baca Juga: Total Nilai Barang Ketinggalan di Kereta Api Capai Rp 10 Miliar pada 2024
Anne mengungkapkan, studi yang dilakukan RTRI (Railway Technical Research Institute) menunjukkan penerapan “Tunjuk Sebut” dapat secara signifikan mengurangi kesalahan operasional.
Menurut survey, kelompok yang tidak melakukan tindakan apa pun menunjukkan persentase kesalahan tertinggi.
“Melakukan ‘Tunjuk’ atau ‘Sebut’ mengurangi kesalahan hingga 50 sampai 66 persen. Implementasi ‘Tunjuk-Sebut’ dapat menurunkan kesalahan hingga 83 persen,” jelas Anne.
Bagi masinis dan asisten masinis, selain dilakukan saat dinas, metode ini dilakukan mulai dari tahap asesmen pra-dinas.
Hal ini agar para personel mengerti semboyan di lintas yang akan didinaskan. Selanjutnya, secara berkala dilakukan pengujian terhadap metode tersebut, dengan berbagai tingkat dan kesempatan.
“Budaya ‘Tunjuk-Sebut’ ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan SOP guna mendukung keselamatan perjalanan kereta api,” pungkas Anne.