TopCareer.id – Saat ini banyak layanan online yang mengharuskan pengguna untuk melakukan verifikasi identitas, dengan melakukan selfie atau swafoto dengan kartu identitas seperti KTP.
Sayangnya, cara verifikasi semacam ini seringkali menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan data pribadi, mengingat banyak penjahat siber yang mungkin bisa memanfaatkan data bocor untuk aksi kejahatan mereka.
Menurut perusahaan keamanan siber Kaspersky, dikutip dari siaran pers, Selasa (12/11/2024), kita tidak hampir tidak pernah tahu bagaimana perusahaan menyimpan dan memproses data penggunanya.
Baca Juga: Awas Ketipu Email Phishing, Ini Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya
Biasanya, yang didengar pengguna tentang data pribadi mereka hanyalah keamanannya ditanggapi dengan sangat serius dan disimpan dengan sangat hati-hati.
Foto selfie dengan kartu identitas seperti KTP menjadi alat universal di tangan para penjahat siber Penipu dapat membuka perusahaan atas nama Anda, atau mendaftarkan kartu SIM menggunakan identitas Anda untuk melanggar hukum dengan berbagai cara.
Dengan semakin banyak layanan yang mendukung pendaftaran daring jarak jauh, maka semakin besar risiko mengambil swafoto dengan kartu identitas.
Baca Juga: 3 Bahaya Ini Mengintai di Balik Kencan Online, Simak Tips Buat Lindungi Diri
“Penjahat siber telah lama menjual serangkaian foto dan video orang yang memegang lembaran kertas putih seukuran dokumen standar di situs darkweb untuk memalsukan foto dan melewati standar prosedur KYC (Know Your Customer),” tulis Kaspersky.
Meski ada risiko mengintai, sayangnya banyak layanan yang mengharuskan kita melakukan swafoto dengan kartu identitas, misalnya untuk perbankan.
Tips Aman Selfie dengan Kartu Identitas
Karena itu, ada beberapa tips yang disarankan apabila harus melakukan selfie dengan KTP:
- Pelajari kebijakan privasi perusahaan
Sebelum mengirim swafoto dokumen, cari tahu sebisanya tentang perusahaan tersebut. Periksa di mana dan oleh siapa data akan diproses, berapa lama data akan disimpan, dan apakah perusahaan dapat memberikan informasi pelanggan kepada penegak hukum, pihak ketiga, atau bahkan ke negara lain.
- Selidiki riwayat kebocoran data perusahaan
Jika ada, apakah terjadi lebih dari satu kali? Informasi seperti apa yang bocor? Bagaimana perusahaan menanggapi pelanggaran tersebut?
- Tambahkan watermark ke swafoto
Ini bisa dilakukan dengan mudah di ponsel menggunakan editor foto bawaan untuk melapisi teks semi-transparan, atau dengan menggunakan aplikasi gratis yang banyak di toko aplikasi mana pun.
Dengan cara ini, meskipun foto tersebut bocor, akan jauh lebih sulit bagi penjahat siber untuk menggunakannya jika mendaftar ke layanan lain.
- Kirim foto melalui aplikasi atau situs web resmi layanan
Jangan gunakan messenger atau email untuk mengirim swafoto dokumen
- Segera hapus swafoto
Hapus swafoto segera setelah mengirim jika perangkat Anda tidak memiliki perlindungan yang andal. Jangan lupa untuk menghapus swafoto dari pesan Anda (jika memungkinkan) dan dari folder Recently Deleted di ponsel.
- Periksa riwayat kredit Anda secara berkala
Tanyakan kepada bank untuk mengetahui cara mendapatkan pemberitahuan segera tentang perubahan pada riwayat kredit Anda.
- Gunakan perlindungan maksimal untuk perangkat
Pasang perangkat lunak keamanan yang mampu mendeteksi pencurian identitas dan kebocoran data. Perbarui perangkat secara berkala untuk melindungi dari ancaman terbaru.
- Gunakan alat penyimpanan yang aman untuk dokumen
Gunakan aplikasi atau alat yang menawarkan penyimpanan terenkripsi untuk dokumen sensitif. Ini memastikan dokumen tetap aman di semua perangkat Anda.
- Pertimbangkan nilai data Anda
Pertimbangkan mengevaluasi layanan diberikan perusahaan, apakah sepadan dengan risiko memberikan data sensitif. Selain itu, jangan pernah memberikan data pribadi untuk imbalan uang.