TopCareer.id – Pemerintah bakal memasukkan mata pelajaran artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan coding di kurikulum Sekolah Dasar (SD).
Menurut Holy Ichda Wahyuni, pakar pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya, perkembangan teknologi merupakan sebuah keniscayaan.
Ia menyebut, pendidikan dan peradaban manusia dinamis, sehingga tidak mungkin akan terus berada dalam kondisi stagnan.
Holy mengatakan, menurut teori perkembangan baik dari Piaget maupun Bruner, meski sudah bisa berpikir logis dengan bahasa atau pemahaman bahasa, anak usia SD belum bisa optimal berpikir abstrak.
Baca Juga: Mendikdasmen Ungkap Coding dan AI Bakal Jadi Mapel Pilihan di SD-SMP
Holy pun menggambarkan, pelajaran coding dan AI di SD tidak seperti yang dibayangkan orang dewasa.
Ini bukan berarti anak-anak akan diajari bahasa pemrograman yang kompleks. Namun, konten pelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.
“Jadi lebih ke pengenalan logika dasar, permainan visual, gabungan visual dan numerik. Ini tentu akan berlanjut, dan di setiap jenjang terdapat progress,” ujarnya, mengutip laman resmi UM Surabaya, Senin (18/11/2024).
Secara manfaat, pelajaran ini bisa meningkatkan keterampilan berpikir logis, problem solving, dan memperkenalkan teknologi untuk anak sejak dini.
Menurut Holy, ini bisa mengarahkan anak pada edukasi pemanfaatan teknologi secara tepat dan bijak. Meski begitu, dia setuju apabila kedua materi ini menjadi mata pelajaran pilihan.
“Saya sepakat jika menjadi mata pelajaran pilihan. Sebab tidak semua siswa memiliki minat dan bakat di arah sana, ada aspek atau bidang lainnya yang memang digeluti siswa atas dasar kesenangan seperti seni dan olahraga,” ujarnya.
Baca Juga: Tanpa Regulasi Ketat, AI Tak Terkendali Bisa Bawa Risiko Bencana
Dia menegaskan, ada beberapa hal yang perlu disiapkan sekolah terkait langkah ini, yaitu sosialisasi dari pemerintah ke sekolah, dan yang lebih penting, dari sekolah ke wali siswa, melalui penyamaan persepsi.
Perlu juga dijelaskan gambaran secara lugas, gambaran sederhana, serta manfaat bagi perkembangan anak.
“Sebab masih banyak respon yang membayangkan bahwa pelajaran coding dan AI itu akan menyulitkan dengan bahasa pemrograman, harus provide gadget yang canggih dan lain-lain,” kata Holy.
“Anggapan ini kurang tepat dengan yang terjadi di lapangan, beberapa sekolah sudah ada yang menerapkannya,” pungkasnya.