Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, December 5, 2024
idtopcareer@gmail.com
LifestyleTren

Terlihat Menggoda, Sederet Faktor Ini Bikin Orang Gampang Terjerat Judi Online

Ilustrasi stop judi online. (Gambar dibuat dengan AI ChatGPT)

TopCareer.id – Generasi muda termasuk mahasiswa Indonesia jadi salah satu kelompok masyarakat yang seringkali terjerat judi online.

Meski perjudian secara daring bukan fenomena baru, namun pesatnya perkembangan teknologi dan internet membuatnya lebih mudah diakses oleh semua kalangan.

Menurut Pengamat Perbankan, Keuangan, dan Investasi I Wayan Nuka Lantara, ada beberapa faktor yang membuat judi online terlihat menggoda bagi beberapa orang.

Wayan menyebut, faktor pertama akses perjudian daring sangat masif adalah karena teknologi memungkinkan permainan dilakukan di mana saja dan kapan saja.

“Lalu adanya user interface yang menarik dan mudah digunakan,” kata Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

“Begitu pula metode pembayaran yang fleksibel melalui transfer atau e-wallet,” kata Wayan dalam Bincang Pakar FEB UGM, beberapa waktu lalu, mengutip laman resmi FEB UGM, Selasa (3/12/2024).

Baca Juga: PPATK: Ada Masyarakat Habiskan 70 Persen Gaji Buat Judi Online

Menurut riset Populix “Understanding the Impact of Online Gambling Ads Exposure“, sebanyak 63 persen responden sering melihat iklan judi online saat menggunakan internet.

Iklan judi online yang masif di media sosial juga menjadikan generasi muda lebih rentan terjerat. Belum lagi, lingkungan sosial dan pergaulan yang jadi salah satu faktor maraknya perjudian secara daring.

Wayan mengatakan, judi online diawali dengan sekadar mencoba menggunakan modal kecil, terutama saat seseorang merasa Fear of Missing Out (FOMO).

“Namun, sistem algoritma yang dirancang untuk membuat pemain merasa nyaman seringkali memberikan kemenangan kecil di awal,” kata Wayan.

Hal ini, imbuhnya, mendorong korban perjudian untuk terus meningkatkan modal, hingga tanpa sadar terjebak dalam lingkaran kecanduan.

Mengingat dampaknya baik secara psikologis, beban ekonomi, masalah rumah tangga, kriminalitas, hingga sebagai pemicu bunuh diri, judi online pun perlu diselesaikan secara lintas sektor.

Wayan menegaskan, pencegahan utama haruslah berasal dari individu atau pelaku judi itu sendiri. Namun, keluarga, lingkungan sekitar, hingga pemerintah perlu hadir dalam perang melawan masalah ini.

Baca Juga: Menkomdigi: Jurnalis Punya Peran Penting dalam Perang Lawan Judi Online

“Orang tua diharapkan lebih sadar terhadap aktivitas anak-anak mereka, termasuk memastikan apa yang mereka lakukan saat mengakses internet,” ucapnya.

Upaya untuk mencegah judi online adalah melalui edukasi bahaya judi online. Hal ini juga wajib diiringi dengan menggaungkan literasi serta inklusi keuangan.

Menurut Wayan, edukasi dilakukan kepada individu, khususnya anak muda, mengenai penggunaan media sosial secara bijak.

“Edukasi tentang literasi keuangan juga perlu diterapkan sejak dini dengan menggunakan pendekatan yang sesuai seperti media sosial,” kata Wayan.

Media sosial bisa dapat dimanfaatkan sebagai media edukasi, agar mereka bisa membedakan mana investasi yang sehat dan mana yang merugikan.

Sementara pemerintah perlu mengambil langkah tegas dengan menindak para pelaku tingkat atas. Wayan menyebut, pembongkaran satu kasus saja bisa berdampak sebagai shock therapy untuk meredam aktivitas judi online.

Leave a Reply