TopCareer.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan bahwa generasi muda harus menjadi andalan sektor industri.
Pasalnya, menurut data Sensus Penduduk 2020, populasi Indonesia didominasi oleh Generasi Z atau Gen Z, dengan jumlah 74,93 juta jiwa, atau 27,94 persen dari total populasi.
Menurut Kemenperin, generasi muda adalah kunci di tengah transformasi digitalisasi dan otomatisasi, tren sustainability dan green economy, serta perubahan kebutuhan pasar global, Generasi muda pun dinilai harus jadi agen masa depan bagi industri yang lebih inovatif, inklusif, dan berkelanjutan.
Untuk itu, Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko SA Cahyanto mengatakan, dibutuhkan upaya dalam membuka seluruh potensi yang dimiliki oleh generasi muda.
“SDM Generasi muda yang berkualitas diharapkan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, yang kita bentuk melalui pendidikan dan pelatihan yang berkualitas,” kata Eko dalam talk show di rangkaian Industrial Festival ke-3 di Surabaya, Rabu (4/12/2024) lalu.
Baca Juga: Industri Kosmetik RI Terus Tumbuh, Jadi Peluang Buat Pelaku Usaha
Dominasi penduduk usia muda ini, kata Eko dikutip dari siaran pers, sangat potensial untuk menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara, era revolusi industri 4.0 dan digitalisasi atau otomatisasi, membuka kesempatan utnuk mengakselerasi pertumbuhan melalui pengembangan dan inovasi.
Namun, Eko mengingatkan Indonesia masih menghadapi tantangan berupa rendahnya daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) industri.
Dia memaparkan, lebih dari 75 persen tenaga kerja di sektor industri pengolahan masih tergolong unskilled labors, atau tenaga kerja yang belum terlatih atau belum punya keahlian yang memadai.
“Tanpa peningkatan kualitas SDM, potensi ini bisa saja tidak optimal dalam mendukung pengembangan industri dan inovasi,” kata Eko.
Eko mengatakan, setidaknya ada 10 skill tenaga kerja yang dibutuhkan untuk industri masa depan.
10 skill ini adalah digital literacy; AI and data analytics; creative problem solving; entrepreneurial mindset; physically and psychologically safely and effectively; inter-cultural and disciplinary; inclusive and diversity-oriented mindset; cybersecurity, privacy, and data/information mindfulness; handle increasing complexity; communication skills and open-mindedness towards constant change.
Baca Juga: Kelas Industri Baja Pertama di Indonesia Dibuka Kemenperin
Eko juga menyebut, untuk memasuki dunia kerja di era digital, generasi muda juga perlu memahami perkembangan tuntutan atas tenaga kerja. Menurutnya, dengan munculnya teknologi baru dan munculnya budaya kerja yang lebih kolaboratif dan fleksibel, peran karyawan telah mengalami transformasi yang signifikan.
Saat ini, karyawan pun diharapkan mudah beradaptasi, agile, berketerampilan tinggi, serta mampu bekerja secara kolaboratif.
Agar makin siap memasuki masa depan, Sekjen Kemenperin pun membagikan enam hal yang perlu dimiliki generasi muda.
Eko mengatakan, pertama adalah jangan takut bertanya, agar bisa mengeksplorasi dan belajar. Kedua adalah mengelola waktu dengan baik.
Kemudian, bangunlah networking atau jejaring untuk membuka akses untuk pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan peluang karir. Selain itu, temukan minat baru serta terbuka dan fleksibel terhadap perubahan tren yang makin pesat.
“Yang terakhir, anak-anak muda perlu menikmati prosesnya, karena tekanan dari dunia dan lingkungan pasti akan ada,” kata Eko.