Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Wednesday, December 18, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Menkomdigi Yakin AI Tak Gusur Pekerjaan Manusia: Ciptakan Peluang Baru

Menkomdigi Meutya Hafid mengatakan AI akan membuka peluang kerja baru. (Dok. Kementerian Komdigi)

TopCareer.id – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), tidak akan menggantikan pekerjaan manusia.

Malah, menurut Menkomdigi, keecerdasan buatan akan membuka peluang baru di berbagai bidang.

“AI menciptakan peluang baru seperti data analytics, software engineering, hingga pengembangan produk berbasis teknologi,” kata Menkomdigi beberapa waktu lalu.

“Dengan inovasi yang tepat, lapangan pekerjaan justru akan bertambah banyak,” ujarnya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (18/12/2024).

Baca Juga: Biar Tak Diganti Teknologi, Generasi Muda Wajib Perkuat Kemampuan Digital

Lebih lanjut, ia mengajak para mahasiswa untuk menjadi “pilot” yang bijak memanfaatkan kecerdasan buatan, di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

“Di tengah kemajuan teknologi, kita memiliki kesempatan luar biasa untuk menjadikan AI sebagai co-pilot yang andal. Namun, ingat, kitalah yang tetap menjadi pilot utama,” kata Meutya lebih lanjut.

Kendali penuh ada di tangan kita untuk menentukan arah, memastikan kebenaran, dan memberi makna pada setiap keputusan,” imbuhnya.

Baca Juga: Studi UGM: AI Makin Banyak Dipakai Buat Kerja, Tapi Masih Ada Kelemahan

Menurut Menkomdigi, AI adalah alat yang dapat membantu manusia di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi.

Namun, Meutya menekankan kecerdasan artifisial tetap tidak bisa menggantikan esensi manusia seperti imajinasi, kreativitas, dan empati.

“Teknologi bisa membantu, tapi hanya kita yang punya akal, hati, dan imajinasi. Itu yang menjadi pembeda mendasar antara manusia dan AI,” kata Meutya.

Dalam diskusi tersebut, Meutya juga menyoroti pentingnya pemikiran kritis dan kemampuan bertanya, dalam memanfaatkan AI secara maksimal.

“Di era kami, budaya bertanya belum terlalu ditekankan. Teman-teman nanti justru berhadapan dengan era yang harus banyak bertanya. Dan siapa yang paling cerdas pertanyaannya, dialah yang menguasai Artificial Intelligence,” pungkasnya.

Leave a Reply