Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Menkomdigi: Publik Haus Kebenaran, Pers Harus Jadi Sumber Air Jernih

Menkomdigi Meutya Hafid mengatakan AI akan membuka peluang kerja baru. (Dok. Kementerian Komdigi)

TopCareer.id – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan pers Indonesia harus menjadi penjaga demokrasi, mengingatnya perannya sebagai penggerak perubahan dan pembentuk opini masyarakat.

Hal ini ia sampaikan melalui sebuah video ucapan selamat Hari Pers Nasional atau HPN 2025, yang juga diunggahnya di akun Instagram @duniameutya pada Minggu (9/2/2025).

“Pers bukan hanya saksi sejarah, tapi juga penggerak perubahan. Di tengah gejolak zaman, pers harus tetap menjadi penjaga demokrasi bagi seluruh masyarakat,” kata Menkomdigi.

Ia mengatakan, pers harus menjadi sumber air jernih bagi publik yang haus akan kebenaran.

Baca Juga: Prabowo Ucapkan Selamat Hari Pers Nasional: Waspada Hoaks & Upaya Pecah Belah!

“Pers bukan sekadar pemberi berita, tetapi juga pembentuk opini publik. Oleh karena itu, jurnalisme yang bertanggung jawab harus tetap dijaga” kata Meutya.

Meutya pun mengklaim pemerintah berkomitmen untuk melindungi ekosistem pers nasional agar tetap sehat, di tengah dominasi platform digital.

“Perpres Publisher Rights adalah langkah maju dalam melindungi jurnalisme profesional dari dominasi platform digital,” kata Menteri Meutya.

Baca Juga: Komdigi Godok Regulasi Buat Batasi Usia Anak di Platform Digital

Lebih lanjut, dilansir Infopublik.id, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Zulmansyah Sekedang mengakui, kondisi pers nasional saat ini tengah menghadapi tantangan internal.

Ia juga menyoroti perpecahan di tubuh PWI, yang membuat peringatan HPN tahun ini digelar di beberapa lokasi berbeda yaitu Pekanbaru, Banjarmasin, dan Solo.

“Perbedaan prinsip dalam penegakan integritas membuat PWI tidak dalam kondisi yang baik-baik saja,” kata Zulmansyah dari Pekanbaru.

Zulmansyah pun menyampaikan permohonan maafnya kepada seluruh insan pers yang terdampak oleh situasi ini.

“Sejak PWI lahir pada 9 Februari 1946 dengan semangat heroik, ironisnya kali ini kita merayakan HPN dalam suasana yang penuh perbedaan,” pungkasnya.

Leave a Reply