Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Menkomdigi Sebut AI Paling Berdampak ke Pekerja Perempuan

Menkomdigi Meutya Hafid mengatakan AI akan membuka peluang kerja baru. (Dok. Kementerian Komdigi)

TopCareer.id – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan artificial intelligence atau akal imitasi (AI), juga dapat berdampak pada pekerja perempuan.

Hal ini, menurut Meutya dalam peresmian Indonesia AI Institute yang digelar secara daring, jadi salah satu tantangan yang harus dihadapi dengan kehadiran AI, di samping sederet potensinya.

“Kita juga harus menyadari bahwa AI membawa tantangan dan risiko tertentu dan salah satu risiko yang paling signifikan, menurut saya, adalah dampaknya terhadap pekerja perempuan,” kata Meutya, ditulis Rabu (19/3/2025).

Baca Juga: LinkedIn: Tenaga Kerja RI Perlu Tingkatkan Keterampilan AI

Menurut Meutya, otomatisasi yang didorong oleh kecerdasan buatan, bisa mengancam pekerjaan-pekerjaan yang selama ini didominasi oleh perempuan.

“Jika kita tidak mengambil langkah yang tepat, kesenjangan digital antara laki-laki dengan perempuan bisa semakin melebar,” kata Meutya.

Meutya menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan, termasuk dengan menerapkan beberapa langkah untuk transformasi digital yang beretika dan berkeadilan.

Pertama adalah penguatan regulasi dan kebijakan dengan mengesahkan Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (PDP) dan Surat Edaran Etika AI.

Baca Juga: OJK: Penipuan Kini Manfaatkan AI dan Deepfake, Waspada!

Selain itu, kementeriannya juga melakukan pengembangan infrastruktur digital dan literasi AI.

“Kami terus memperluas akses internet ke seluruh pelosok negeri, memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk pemanfaatan teknologi,” kata Meutya.

Komdigi juga mendorong partisipasi perempuan ke dalam ekosistem kecerdasan buatan. Meutya mengatakan, keterlibatan perempuan dalam pengembangan dan kepemimpinan AI saat ini masih jauh dari ideal.

“Padahal inklusivitas gender dalam teknologi tidak hanya menciptakan solusi yang lebih beragam, tapi juga memastikan bahwa AI tidak mereproduksi bias yang ada di masyarakat,” kata Meutya.

Leave a Reply