TopCareer.id – Ada bahaya yang mengintai di balik gaya hidup malas gerak atau mager, salah satu yang paling berbahaya yaitu kematian dini.
Menurut Widya Eka Nugraha, dosen Fakultas Kedokteran IPB University, gaya hidup sedenter (sedentary lifestyle) atau mager, berbeda dengan inaktivitas biasa.
“Ini adalah kondisi ketika seseorang bahkan tidak melakukan aktivitas ringan,” kata Widya, seperti dilansir laman resmi IPB University, dikutip Selasa (29/4/2025).
Aktivitas fisik bisa diukur lewat satuan METs (metabolic equivalents). Apabila suatu aktivitas memiliki nilai METs kurang dari atau sama dengan 1,5, maka tergolong aktivitas sedentary (lembam). Beberapa contohnya yaitu duduk, rebahan, atau nonton TV tanpa bergerak.
Baca Juga: KEBANYAKAN KERJA BAHAYA, JANGAN MAGER OLAHRAGA!
“Seseorang disebut punya gaya hidup sedenter kalau lebih dari 50 persen waktu bangunnya (kurang lebih 6 jam) dihabiskan hanya untuk duduk atau aktivitas sejenis,” kata Widya.
Ia menambahkan, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa duduk lebih dari 15 menit dalam satu sesi meningkatkan risiko kematian, dibandingkan duduk kurang dari 10 menit per sesi.
Rutin berolahraga pun tetap memiliki risiko apabila dia sering duduk terlalu lama tanpa jeda. Karena itu, seseorang yang duduk lebih dari satu jam per sesi tetap meningkatkan risiko kematian.
“Intinya, kita harus jeda aktivitas duduk dengan gerakan ringan seperti berdiri dan berjalan (brisk walk) sebentar,” kata Widya.
Widya menjelaskan, ada beberapa kaitan antara duduk terlalu lama dengan masalah kesehatan.
Baca Juga: 5 Penyakit yang Menghantui Jika Sering Mager, Menurut Dosen UM Surabaya
Duduk terlalu lama menyebabkan rendahnya METs, sehingga metabolisme tubuh menjadi tidak terlalu aktif. Selain itu, hal ini juga membuat otot-otot tubuh melemah dan mengurangi massanya.
“Apabila semua hal tersebut terjadi dalam waktu lama, maka akan menyebabkan penumpukan kadar gula dalam darah, kadar kolesterol darah, aliran darah menjadi kurang lancar, melemahkan otot, hingga meningkatkan risiko kepikunan (demensia) dan kematian dini.”
Untuk mengatasinya, Widya pun menyarankan Anda untuk berusaha tetap aktif.
“Kalau bisa berdiri, jangan duduk. Gunakan standing desk, naik sepeda daripada motor, berdiri di angkutan umum, dan gabung komunitas olahraga,” ujarnya.
Tak ada salahnya juga menyediakan sarana pendukung seperti sepatu olahraga, alat-alat workout sederhana, hingga pakaian yang nyaman untuk bergerak, sehingga tubuh tetap aktif.
“Pada dasarnya, tubuh kita memang diciptakan untuk aktif. Jadi, ayo bergerak, jangan terus-menerus mager,” pungkasnya.