Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tips Karier

4 Hal yang Perlu Dilakukan Usai Kena PHK Biar Tetap Optimistis

Ilustrasi PHK (ANTONI SHKRABA production/Pexels)

TopCareer.id – Masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih mengintai berbagai sektor di Indonesia.

Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, hingga kuartal I tahun 2025, lebih dari 38 ribu pekerja terkena PHK, dengan sektor manufaktur dan tekstil menjadi penyumbang terbesar.

Sementara, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memproyeksikan angka tersebut bisa melonjak dua kali lipat hingga akhir tahun, jika tidak ada intervensi kebijakan dari pemerintah.

Tak hanya di dalam negeri, fenomena ini juga melanda berbagai negara, termasuk di Amerika Serikat (AS). Menurut Challenger, Gray, and Christmas, pengusaha di AS mengumumkan ada 275.240 PHK pada Maret 2025.

Dampak PHK pun bukan hanya dari sisi finansial pekerja, tapi juga menyangkut masalah mental. Tidak sedikit orang yang mengalami masalah kepercayaan diri sebagai imbas dari fenomena ini.

Namun, patut untuk diingat bahwa PHK bukanlah cerminan dari kemampuan atau harga diri Anda.

Apabila Anda mengalami masalah kepercayaan diri usai terkena PHK, ada beberapa tips dari para pakar untuk mengatasinya, seperti dilansir CNBC Make It.

  • Rasakan emosi Anda

Setelah melewati momen tak menyenangkan bersama HR, menurut career coach Lyn Berger, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menenangkan diri.

“Anda harus melewati fase berduka, sebagian orang sudah menduga sebelumnya, tapi bagi banyak orang ini mengejutkan, dan Anda perlu waktu untuk menerima kenyataan itu,” kata Berger, dikutip Selasa (8/7/2025).

“Anda perlu memberi ruang untuk merespon bukan bereaksi,” imbuhnya.

Baca Juga: Cegah PHK Massal di Berbagai Sektor, Pemerintah Diminta Ambil Langkah Konkret

Phoebe Gavin, pelatih di bidang karier dan kepemimpinan, juga mengatakan bahwa ia menyarankan kliennya untuk meluangkan waktu setidaknya 24 jam, untuk memproses kabar itu, sebelum membuat keputusan besar lainnya.

“Kita cenderung membuat keputusan terburuk saat merasakan emosi terkuat kita, baik itu emosi positif atau emosi yang lebih sulit. Itu cenderung terjadi saat sisi logika otak kita sedikit menurun,” kata Gavin.

Ketimbang menekan emosi negatif, Gavin menyarankan Anda untuk menghadapinya.

“Anda perlu benar-benar terlibat dengan emosi tersebut, karena pikiran dan perasaan itu tidak akan hilang begitu saja,” ujarnya.

  • Utamakan perawatan diri

Ketika terkena PHK, yang biasanya seseorang lakukan adalah mencari pekerjaan baru. Namun ingatlah untuk menjaga kesehatan mental dan fisik dibutuhkan, agar Anda tetap kuat dalam prosesnya.

“Yang paling penting, rawat diri Anda sendiri,” kata Berger.

Luangkan waktu setiap hari untuk bersantai dan menenangkan pikiran, entah dengan meditasi, olahraga, kegiatan kreatif, atau menghabiskan waktu bersama orang tersayang.

Beberapa klien Berger juga menggunakan waktunya untuk memperluas jejaring sosial mereka dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga.

Nikmati jadwal Anda yang lebih fleksibel, namun tahan keinginan untuk tidur lebih lama. Menurut career coach Eliana Goldstein, mempertahankan jadwal yang konsisten akan membantu Anda tetap termotivasi.

“Cobalah tetap bangun dan tidur di jam yang biasa seperti saat masih bekerja. Hal-hal seperti ini bisa sangat memengaruhi kondisi psikologis dan bagaimana Anda memandang diri Anda sendiri,” kata Goldstein.

  • Tetap terhubung

Menurut Gavin, yang terpenting setelah kehilangan pekerjaan adalah menemukan komunitas dan dukungan.

Stigma soal PHK memang tidak seburuk dulu. Namun, masih banyak orang yang kesulitan untuk membicarakan pengalamannya dengan terbuka.

“Wajar jika orang masih merasa malu,” kata Gavin.

“Kita sudah terbentuk secara sosial selama bertahun-tahun bahwa kalau Anda dipecat atau diberhentikan, itu merupakan cerminan nilai Anda sebagai pribadi.”

Baca Juga: Pakar Ungkap Daya Beli Turun dan Ancaman PHK Mengintai Pasca Lebaran

Maka dari itu, penting untuk menjaga hubungan dengan kontak profesional atau mantan rekan kerja.

Gavin mengatakan, semakin banyak Anda dikeliling orang-orang yang mendukung dengan keahlian atau akses ke peluang kerja, makin mudah untuk tidak merasa sendirian.

Gavin juga merekomendasikan konsultasi dengan pelatih karier, berbicara dengan pakar kesehatan mental, dan membuka diri kepada keluarga dan teman untuk mendapatkan dukungan tambahan.

  • Pelajari keterampilan baru

Entah Anda akan mencari posisi yang lebih tinggi di industri yang digeluti atau beralih ke karier lain, tidak ada salahnya untuk mempelajari keterampilan baru.

Ini juga menunjukkan ke pemberi kerja bahwa Anda menggunakan waktu luang dengan sebaik mungkin.

“Mengembangkan keterampilan Anda juga dapat membangun kepercayaan diri dan memberi Anda sesuatu untuk dibicarakan dalam wawancara,” kata Berger.

Goldstein pun merekomendasikan Anda untuk mencari tahu tentang pelatihan dan sertifikasi yang tercantum dalam deskripsi pekerjaan baru yang diinginkan.

“Jika Anda jelas tentang peran yang ditargetkan dan ke mana Anda ingin melangkah selanjutnya, maka Anda dapat memikirkan beberapa kesenjangan antara tujuan Anda dan posisi saat ini,” kata Goldstein.

Leave a Reply