Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

LifestyleTren

20 Juta Orang Sudah CKG, Banyak yang Kurang Aktivitas Fisik

Ilustrasi Cek Kesehatan Gratis di sekolah. (Dok: Kementerian Kesehatan)

TopCareer.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa jumlah masyarakat yang sudah menerima layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) sudah tembus 20 juta orang, per 22 Agustus 2025.

Angka tersebut merupakan peserta CKG secara menyeluruh, baik umum maupun anak sekolah.

“Partisipasi masyarakat menunjukkan kesadaran semakin besar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin, baik untuk pencegahan maupun deteksi dini,” kata Aji Muhawarman, Kepala Biro Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes.

Mengutip siaran pers, Selasa (26/8/2025), Kemenkes mencatat, CKG sudah dilakukan di 38 provinsi, 510 kabupaten/kota, dan 10.132 Puskesmas. Layanan diberikan di fasilitas kesehatan, sekolah, dan komunitas.

Sebanyak 19.402.547 telah dilayani di kategori umum atau reguler, sementara untuk CKG sekolah sudah melayani 682.602 peserta didik.

Baca Juga: 3 Penyakit Ini Paling Banyak Ditemukan di Cek Kesehatan Gratis

Untuk anak sekolah terdiri dari kelompok SD 496.020 murid, SMP 124.022 murid, SMA 70.950 murid dan lainnya 1.610 murid. Secara rata-rata, saat ini CKG diikuti sekitar 340.000 orang per harinya.

Kementerian juga menyebut bahwa di usia dewasa dan lansia, kurangnya aktivitas fisik jadi masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan di CKG.

Pada dewasa, 95,9 persen peserta mengalami aktivitas fisik kurang, diikuti gigi-karies (43,3 persen), dan obesitas sentral (34,9 persen).

Untuk temuan di usia lansia yaitu aktivitas fisik kurang (96,6 persen), gigi-karies (60,8 persen), dan hipertensi (40,9 persen).

Baca Juga: CKG Sekolah Dimulai, Ini Jenis Pemeriksaan yang Bakal Diterima Anak

Kemenkes juga mencatat bahwa kelainan saluran empedu (19,3 persen), berat lahir rendah (6,1 persen), dan penyakit jantung bawaan kritis (5,9 persen), jadi masalah yang paling banyak ditemukan dari kelompok bayi baru lahir.

Sementara, untuk balita dan anak prasekolah, temuannya meliputi gigi-karies (31 persen), anemia pada anak usia 2 tahun (9,2 persen), dan stunting (5,6 persen).

Menurut Aji, temuan tersebut menegaskan bahwa deteksi dini merupakan kunci untuk mencegah masalah kesehatan menjadi lebih berat, serta membebani masyarakat maupun negara.

“Dengan CKG, kita bisa mengetahui kondisi kesehatan sejak awal, sehingga langkah pencegahan dan intervensi lebih cepat dilakukan,” pungkasnya.

Leave a Reply