Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

LifestyleTren

Influencer Bisa Bikin Gen Z Makin Minat Baca Buku Fisik

Ilustrasi buku

TopCareer.id – Tren Generasi Z atau Gen Z membaca buku fisik juga dinilai karena pengaruh dari para influencer atau kreator konten di media sosial (medsos).

Yosef Adityo, Corporate Support Director, Gramedia mengatakan bahwa Gen Z merupakan generasi yang unik.

Meski tidak ada riset yang valid, namun Yosef menduga minat baca yang meningkat di kalangan anak muda saat ini juga dipengaruhi oleh idolanya.

“Beberapa artis, influencer, KOL, pemain film aktor, aktris, memposting di media sosialnya ‘aku lagi baca buku ini, buku ini menarik’ itu semua followers-nya langsung beli,” kata Yosef ditemui di Jakarta, Kamis (27/11/2025).

Namun, Yosef berharap tren ini tak sekadar membuat generasi muda membeli buku tapi juga benar-benar membaca bukunya.

Baca Juga: Minat Baca Gen Z Naik, Penjualan Buku Ikut Meroket

Dalam pemaparannya dalam temu media Lazada, ia menyebut bahwa menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, di 2024 membaca buku jadi sebuah tren di kalangan Gen Z, dengan minat baca naik 72 persen.

Lebih lanjut, Yosef mengungkap bahwa novel Laut Bercerita yang pertama kali rilis di 2017 sebagai judul yang paling populer, dengan menempati posisi pertama penjualan untuk seluruh kategori hingga 2025.

Naiknya tingkat membaca Gen Z juga membuat kelompok masyarakat ini semakin tertarik mempelajari sejarah, di mana salah satunya melalui novel seperti Laut Bercerita.

Baca Juga: Studi: Mau Panjang Umur? Rajinlah Membaca Buku

Ia pun menambahkan, tren influencer dan media sosial ini juga yang membuat Gramedia menggunakan strategi penjualan dengan gerai-gerai offline yang berpotensi viral di medsos seperti Jalma dan Makarya.

“Karena banyak artis, banyak influencer yang datang ke Jalma dan Makarya untuk berfoto sekaligus memposting sedang baca buku atau beli buku di sini. Kekuatan media sosial,” ungkap Yosef.

Menurutnya, keberadaan gerai dengan konsep seperti Gramedia Jalma dan Gramedia Makarya masih penting karena ada ceruk segmen pelanggan yang dirasa “belum terlayani” di store reguler.

“Dalam konteks belum terlayani adalah kategori buku yang kita jual di Jalma dan Makarya 1-2 persen agak berbeda dengan Gramedia reguler, khususnya buku-buku politik, sosial, humaniora, itu agak berbeda,” kata Yosef

Leave a Reply