Topcareer.id – Apa penyebab resesi? Sejumlah teori ekonomi berusaha menjelaskan mengapa dan bagaimana ekonomi dapat jatuh dari tren pertumbuhan jangka panjang dan ke periode resesi sementara.
Teori-teori ini dapat dikategorikan secara luas sebagai berdasarkan faktor ekonomi nyata, faktor keuangan, atau faktor psikologis, dengan beberapa teori yang menjembatani kesenjangan antara ini.
Pandemi COVID-19 dan lockdown dalam perekonomian pada tahun 2020 adalah contoh dari jenis guncangan ekonomi yang dapat memicu resesi menurut Teori Siklus Bisnis Riil. Ini mungkin juga menjadi kasus bahwa tren ekonomi bawahan lainnya sedang bekerja menuju resesi, dan goncangan ekonomi baru saja memicu titik kritis menuju penurunan.
Beberapa teori menjelaskan resesi tergantung pada faktor keuangan. Ini biasanya berfokus pada ekspansi kredit yang berlebihan dan risiko keuangan selama masa ekonomi yang baik sebelum resesi, atau kontraksi uang dan kredit pada awal resesi, atau keduanya.
Resesi memang tidak hadir dengan sendirinya. Ada beberapa faktor utama yang menjadi penyebabnya sebagai berikut:
Bagian kedua dari artikel:
- Hilangnya kepercayaan dalam investasi
Untuk menjalankan roda perekonomian, otoritas setiap negara dituntut mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif baik dari segi keamanan maupun proyek-proyek yang strategis. Namun, jika pertumbuhan ekonomi justru memicu hilangnya kepercayaan untuk berinvestasi tentu akan banyak investor yang menarik dananya dan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi melambat. Hal ini berdampak pada angka pengangguran yang meningkat. - Suku bunga tinggi
Di satu sisi, kenaikan suku bunga dimaksudkan untuk melindungi nilai mata uang. Namun di sisi lain, peningkatan suku bunga yang terlalu tinggi justru membebani para debitur, sehingga mengakibatkan terjadi kredit macet, dan akan berdampak sistemik pada dunia perbankan. Ketika perbankan kolaps akibat kredit macet, maka terjadilah resesi. - Pasar saham jatuh
Faktor ini memiliki keterkaitan dengan hilangnya kepercayaan berinvestasi. Ketika para investor kehilangan kepercayaannya terhadap kemampuan perusahaan mengelola modal, maka penarikan dana atau modal besar-besaran dari pihak ketiga mungkin saja terjadi. Hal ini mengakibatkan jatuhnya pasar saham. Jika ini terjadi, resesi tidak bisa dihindari. - Jatuhnya harga dan penjualan rumah
Properti berupa rumah, tanah, maupun apartemen merupakan aset yang nilainya naik dari tahun ke tahun. Banyak orang menjadikannya sebagai investasi. Namun, ada kalanya nilai properti jatuh sehingga pemilik kehilangan ekuitas. Jatuhnya harga dan penjualan rumah akibat nilai properti yang terpuruk akan berimbas pada perbankan. Bank bisa kehilangan uang pada derivatif yang didasarkan pada nilai properti. Akibatnya, hal ini bisa berakhir pada penyitaan aset dan menjadi penyebab resesi. - Kebijakan pemerintah
Pemerintah dituntut untuk berupaya menyejahterakan rakyatnya melalui kebijakan ekonomi yang melindungi perekonomian rakyat. Namun, ada kalanya pemerintah salah dalam mengambil kebijakan ekonomi. Misalnya kebijakan impor bahan pangan yang berlebihan, pembangunan mengandalkan utang luar negeri, penghapusan pajak barang-barang mewah, dll. Kesalahan dalam mengambil kebijakan ekonomi ini akan berdampak pada penerapan strategi yang salah dan pertumbuhan ekonomi pun akan merosot dan terjadilah resesi.**(RW)