Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Sukarelawan Tewas dalam Uji Coba Vaksin COVID-19 Universitas Oxford

9 dari 10 Negara Afrika Melewatkan Target Vaksinasi Covid-19Foto Ilustrasi Vaksin Covid-19

Topcareer.id – Otoritas kesehatan Brasil mengonfirmasi seorang relawannya telah meninggal setelah berpartisipasi dalam uji klinis vaksin virus corona yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford.

Otoritas kesehatan negara tersebut, Anvisa mengonfirmasi satu orang meninggal setelah uji coba vaksin dilakukan. Investigasi akan diarahkan ke masalah ini. Meskipun orang tersebut telah meninggal, otoritas kesehatan memastikan uji coba akan terus berlanjut.

Vaksin tersebut saat ini sedang menjalani uji klinis fase ke tiga di negara Brasil. Dan Brasil sendiri memiliki rencana untuk membeli obat tersebut dan memproduksinya di pusat penelitian biomedis jika berhasil menyelesaikan tahap akhir uji coba.

Meskipun sukarelawan meninggal, Universitas Oxford telah menyatakan tidak ada kekhawatiran seputar keamanan uji coba.

Vaksin tersebut dipandang sebagai salah satu obat terkemuka, dengan Pemerintah Inggris menandatangani kesepakatan untuk 100 juta dosis.

Baca juga: Sempat Depresi, Ini yang Dilakukan Selena Gomez Selama Pandemi

AstraZeneca telah menandatangani perjanjian dengan European’s Inclusive Vaccine Alliance. Di bawah perjanjian ini, 400 juta dosis bisa siap untuk disuplai ke negara-negara Eropa yang berpartisipasi dalam aliansi.

Inggris juga telah mengamankan 30 juta dosis obat terpisah yang dibuat oleh BioNtech/Pfizer. Kesepakatan lain senilai 60 juta dosis, juga telah disepakati dengan Valneva.

Meskipun demikian, belum diketahui pasti kapan vaksin akan beredar atau seberapa sukses vaksin itu nantinya.

Kepala penasihat ilmiah Inggris, Sir Patrick Vallance, memperingatkan kemungkinan vaksin belum tersedia hingga musim semi mendatang.

Berbicara kepada Komite Strategi Keamanan Nasional Commons and Lords, dia menyatakan virus belum tentu diberantas sepenuhnya.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply