Topcareer.id – Menurut riset terbaru dari Amazon Web Services, Inc. (AWS), pekerja-pekerja yang sudah mempunyai keahlian di bidang digital baru mencapai 19 persen dari seluruh angkatan kerja di Indonesia. Riset ini juga menjabarkan ada lima jenis keahlian digital yang paling banyak dibutuhkan di Indonesia.
Meliputi bidang Cloud architecture design, cybersecurity, large-scale data modeling, web/software/game development, hingga software operations support, merupakan jenis keahlian yang akan menjadi primadona dan paling dibutuhkan tenaga kerja Indonesia pada 2025.
Salah satu perusahaan milik Amazon.com itu merilis sejumlah temuan menarik dari laporan riset yang bertajuk “Unlocking APAC’s Digital Potential: Changing Digital Skill Needs and Policy Approaches” yang disusun oleh AlphaBeta, yakni firma konsultan bidang strategi dan ekonomi, atas prakarsa AWS.
Rata-rata pekerja Indonesia juga nantinya perlu mengembangkan tujuh kecakapan digital mutakhir dalam kurun waktu lima tahun ke depan agar mereka mampu selaras dengan dinamika perkembangan dan kebutuhan teknologi di masa depan, yang mencakup sejumlah kecakapan digital dasar.
“Seperti mulai memelajari bagaimana menggunakan platform komunikasi daring, perangkat lunak untuk mendukung kolaborasi, hingga kecakapan-kecakapan digital tingkat lanjut, seperti desain arsitektur cloud,” tulis dalam rilis yang diterima Topcareer.id, Senin (15/3/2021).
Dibutuhkan sekitar 946 juta pelatihan kecakapan digital atau digital skill training di tahun 2025 agar tercapai pertumbuhan ekonomi yang kian inklusif.
Baca juga: Setelah Berlakunya PPnBM 0%, Penjualan Mobil-Mobil Ini Laris Manis
Riset ini menyoroti pentingnya penguasaan di bidang cloud bagi sektor-sektor nonteknologi, seperti manufaktur, terlebih setelah dicanangkannya visi ‘Making Indonesia 4.0’ melalui percepatan realisasi pengadopsian digital.
Menurut riset ini pula, 43 persen pekerja digital di sektor manufaktur juga meyakini bahwa akan dibutuhkan kecakapan baru di bidang desain arsitektur cloud yang wajib mereka kuasai, seiring meningkatnya pengadopsian teknologi di sektor tersebut dalam mendukung terwujudnya rantai suplai yang kian optimal, serta menimbang kondisi peranti-peranti yang ada saat ini.
Bahkan, 48 persen pekerja digital di sektor manufaktur yang saat ini belum menguasai kecakapan di bidang pemodelan data dalam skala besar yakin bahwa, nantinya di tahun 2025, mereka perlu mengantongi jenis keahlian seperti ini.
Dalam rangka mendukung angkatan kerja Indonesia dalam mengembangkan kecakapan di bidang cloud, AWS bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, sebagai bagian dari inisiatif nasional Merdeka Belajar, turut mendukung revitalisasi kurikulum di lima universitas terkemuka dalam negeri.
Kelima universitas tersebut akan mengintegrasikan konten edukasi yang dirancang oleh AWS ke dalam kurikulum, di mana siswa nantinya akan bisa memelajari dasar-dasar mengenai komputasi awan dan teknologi-teknologi terkait, seperti keamanan siber, analitik data, machine learning, hingga Internet of Things (IoT).
“AWS berkomitmen untuk mendukung penyiapan dan pembekalan mahasiswa serta pekerja Indonesia dengan kecakapan di bidang cloud, agar mereka terus dapat mengikuti setiap perkembangan dan dinamika yang terjadi di kancah industri,” kata Tan Lee Chew, Managing Director for ASEAN, Worldwide Public Sector, Amazon Web Services.
“Kami berharap agar dapat mengakselerasi kegiatan pelatihan ini dalam membantu terbangunnya angkatan kerja masa depan demi mendukung terwujudnya visi Indonesia 4.0.”