Topcareer.id – Jika kamu bertanya-tanya apakah perusahaan kamu akan pernah menggunakan teknologi pengenalan wajah sebagai alat bisnis, kamu tidak sendirian.
Mungkin penyedia teknologi pengenalan wajah paling terkemuka di dunia, Clearview AI, telah menarik kritik yang signifikan dan mengangkat masalah etika meskipun telah digunakan oleh penegak hukum.
Dalam wawancara langsung dengan The Washington Post (27/4), salah satu pendiri dan CEO Clearview AI yang berbasis di New York, Hoan Ton-That menjawab pertanyaan tentang implikasi etis dan hukum dari perangkat lunaknya.
Dicecar pada pertanyaan tentang pilihan hukum dan etika yang telah dibuat perusahaannya saat membuat database yang dapat mendeteksi 20 miliar gambar wajah, Ton-That berulang kali mengemukakan contoh ketika kasus penggunaan teknologi Clearview AI akan terlihat lebih baik di mata publik.
Ia menyebutkan penggunaannya dalam membantu menangkap pelaku kejahatan pornografi anak dan kasus kekerasan terhadap anak.
Ton-That juga menunjukkan penggunaan teknologi pengenalan wajah Clearview AI oleh pemerintah Ukraina untuk mengidentifikasi tentara Rusia yang tewas dengan agar bisa mengabarkan keluarganya tentang kematian mereka.
Sementara teknologi pengenalan wajah Clearview AI memiliki sekitar 20 miliar gambar wajah saat ini, set data tersebut hanya digunakan oleh pemerintah sejauh ini.
“Tidak ada penggunaan non-pemerintah dari dataset ini saat ini,” kata Ton-That.
Ia menambahkan bahwa Clearview AI telah mengembangkan versi prototipe yang berbeda dari teknologinya untuk ritel dan perbankan.
Ton-That juga mengaku menyambut baik regulasi di bidang pengenalan wajah, dan menyatakan bahwa perusahaannya tidak akan berbisnis dengan pemerintah tertentu yang dia gambarkan sebagai “otoriter.”
Ia menyebutkan secara khusus China, Korea Utara, dan Iran.
Menurutnya pemerintah otoriter telah memiliki sumber daya untuk menciptakan teknologi yang secara fungsional setara dengan Clearview AI.
Saat Clearview AI mempekerjakan 50 orang dan dilaporkan telah mengumpulkan total $38 juta pendanaan sejak didirikan pada tahun 2017.
Ton-That mengklaim bahwa perusahaannya tidak secara khusus terkait dengan individu sayap kanan.
Ia pun membantah klaim bahwa aktivis sayap kanan Charles “Chuck” Johnson dikaitkan dengan perusahaan.
Baca juga: Hadapi Rusia, Ukraina Gunakan Teknologi Pengenalan Wajah Clearview AI
Kekhawatiran etis tentang berbagai bentuk AI dan khususnya teknologi pengenalan wajah telah menjadi tema utama.
Bahkan sebelum teknologi itu muncul, sudah banyak karya fiksi ilmiah menceritakan seperti apa nantinya teknologi ini.
Daftar negara yang mengantre untuk Clearview AI terus bertambah mencakup Italia, Prancis, dan Kanada.
Sementara itu Amerika Serikat umumnya tidak memilih untuk mengatur masalah privasi dan dampak algoritme.
Facebook secara khusus meninggalkan teknologi ini sejak tahun lalu, tetapi banyak perusahaan teknologi lain tidak mengikutinya.**(Feb)