Topcareer.id – Saat ini ramai diberitakan bahwa subvarian teratas yang menyebabkan peningkatan kasus COVID-19 adalah Omicron BA.4 dan BA.5.
Keduanya bersamaan menyumbang 80 persen dari kasus COVID-19 baru di Amerika Serikat, dengan BA.5 bertanggung jawab atas mayoritas kasus.
Sekarang para ilmuwan memperingatkan ada subvarian baru di cakrawala yang mengkhawatirkan.
Varian ini adalah BA.2.75, atau dijuluki sebagai “Centaurus”.
Jadi, apakah varian baru Centaurus itu ada? Jawabannya tidak, tidak ada varian COVID-19 bernama ‘Centaurus.’
Seorang pengguna Twitter menjuluki subvarian omicron BA.2.75 terbaru sebagai “Centaurus” pada 1 Juli 2022.
Sementara itu BA.2.75 belum diberi nama resmi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Ini adalah varian lain, turunan dari Omicron versi BA.2,” kata Dr. Amesh Adalja seorang senior dari Johns Hopkins Center for Health Security dan assisten professor di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Maryland.
“Saya suka menyebutnya sebagai cucu dari strain Omicron asli,” tambah Matthew Binnicker, Ph.D., seorang ahli mikrobiologi dan direktur virologi klinis di Mayo Clinic di Minnesota.
Kekhawatirannya adalah bahwa BA.2.75 sangat menular dan mungkin dapat melewati kekebalan sebelumnya.
Dimana varian baru telah terdeteksi
Pejabat di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka telah memantau pertumbuhan Omicron 2.75.
WHO mengatakan BA.2.75 menyebar dengan cepat di India tetapi juga telah terdeteksi di luar negara itu.
Menurut data pelacakan dari GISAID, yang disusun oleh Raj Rajnarayanan, PhD, asisten dekan penelitian dan profesor di Arkansas State University, subvarian telah terdeteksi di lebih dari selusin negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia.
Baca juga: Centaurus, Varian Baru COVID-19, Seberapa Bahaya?
Mengapa mengkhawatirkan?
Pejabat WHO telah memasukkan BA.2.75 di bawah sublineage Omicron ini sebagai “varian yang menjadi perhatian” dan juga memantaunya.
Para ahli mengatakan subvarian ini memiliki mutasi pada protein lonjakan mereka.
“BA.2.75 memiliki mutasi tambahan di atas apa yang kita lihat di BA.5, jadi lebih banyak lagi perubahan pada protein lonjakan itu,” kata Binnicker.
Beberapa ahli mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui secara pasti apa yang mungkin dilakukan subvarian ini.
“Saya pikir terlalu dini untuk mengatakan bahwa ini mengkhawatirkan karena tidak jelas bagaimana varian ini akan bersaing ketika harus bersaing dengan BA.5,” kata Adalja kepada Healthline.
Sejauh ini para ahli mengatakan penggunaan masker dan vaksinasi masih merupakan tindakan efektif yang dapat masyarakat ambil.**(Feb)