TOPCAREER.ID – Pekerjaan yang urgensinya demi pelayanan publik memang biasanya jarang mengenal waktu libur alias selalu siap siaga ketika dibutuhkan. Misal pekerjaan sebagai polisi, dokter atau pramuniaga mal. Nah, kalau di industri kreatif, pekerja social medialah yang kerjanya harus selalu siap siaga.
“Jam kerja sebenarnya bisa dibilang 24 jam per tujuh hari. Waktu kerja itu bakal kurang, apalagi long weekend. Ada konten ini itu yang belum dijadwallah. Kadang-kadang kalau enggak piket ya ya sudah, tetep mau nongkrong di luar mesti buka kerjaaan dulu,” ujar social media content Detik.com, Mega Agniya kepada TopCareer.id.
Mega menambahkan dengan adanya jadwal piket di hari libur sebenarnya sangat membantu karena banyak peristiwa tak terduga bisa saja terjadi meskipun di hari libur. Dan beberapa di antara peristiwa itu justru penting untuk dibagikan melalui social media sebagai salah satu bentuk branding.
“Pernah kejadian, waktu lebaran tahun lalu. H-1 Lebaran itu ada kejadian bom di Mekkah sama di Solo. Kami libur semua, medsos judulnya cuma stand by, remote dari rumah. Ramailah satu tim direcokin. Enak kalau ada yang piket, jadi personal engange dia doang, yang akan mengerjakan semuanya dia,” papar Mega.
Mega menilai pekerjaan ini cocok untuk orang yang benar-benar memiliki passion di social media dan memiliki waktu yang fleksibel sehingga bisa menikmati pekerjaan meski dituntut untuk selalu stand by.
“Kalau hitung-hitungan duit, itu capek banget. Sementara, Sabtu Minggu belum tentu libur. Awal-awal saya kayak gitu. Kalau Sabtu Minggu kadang ada breaking news gitu kan, saya lagi libur tiba-tiba kenapa ada kerjaan. Tapi, lama-lama sadar kayak sudah risiko, jalanin aja. Ketika melihat hasilnya juga akan senang,” jelas dia.
Mega juga menilai bahwa pekerjaan ini sesuai dengannya karena ia bukanlah tipe “morning person” atau seseorang yang mudah bangun pagi secara teratur. Ia bisa menyesuaikan jam kerja, namun tetap bertanggung jawab atas target yang harus diperoleh.
“Masuk jam setengah 10 pagi, paling siang jam setengah 11. Mendingan datang siang pulang malam, daripada datang pagi. Yang penting kerjaan selesai, KPI (Key Performance Indikator) tercapai. Paling cepat pulang jam setengah 7 malam,” ujar Mega.
Dari pekerjaannya itu, lagi-lagi Mega menyayangkan karena beberapa momen bersama keluarga hilang lantaran dituntut untuk selalu stand by. “Lagi masak buat lebaran eh ada bom, ya kudu langsung kerja.”
“Ini (pekerjaan sebagai medsos) untuk orang-orang fleksibel. Dituntut pulang bawa kerjaan. Dengan platform yang segitu banyak, dengan kanal fanpage yang masin-masing. Itu dikerjakan sama 7 orang sosmed. Jadi ya waktu 9 jam itu akan berasa kurang,” kata Mega.