TopCareerID

Beda Antara Voice Over dan Dubbing

Ilustrasi

TOPCAREER.ID – Sama-sama masuk dalam kategori sulih suara, voice over dan dubbing itu ibarat dua sisi dalam satu koin yang sama. Memang, sama-sama mengandalkan suara, tapi dubbing dan voice over ini tetap saja memiliki perbedaan. 

Voice over

Dalam beberapa sumber dalam laman khusus soal industri sulih suara, seperti Future Trans menjelaskan bahwa voice over mengacu pada teknik produksi di mana suara akan terpisah dari adegan film atau radio. Naskah atau teksnya diterjemahkan dan direkam oleh artis pengisi suara atau narator yang tidak tampil di layar.

Voice over umumnya digunakan dalam klip dokumenter (seperti Discovery Channel), pembelajaran digital atau segmen audiovisual terkait berita – yang semuanya pendek dan menjadikan terjemahan sebagai tujuan utama. 

Konten visual semacam ini membutuhkan voice over karena ada sedikit penekanan pada nuansa nada dan emosi. Voice over berfungsi dengan baik untuk konten yang lebih kecil seperti rekaman dari lapangan, atau konferensi di mana voice over dilakukan oleh penerjemah langsung.

Menurut Tisa Julianti, seorang dubber dan voice over profesional pun membedakan voice over dan dubbing dari segi produksinya. Biasanya proyek-proyek voice over yang ia kerjakan meliputi sulih suara untuk iklan atau company profile dengan durasi yang tidak lama. 

“Kalau voice over iklan itu cuma 1 menit, paling lama 5 menit untuk company profile. Tapi, dua-duanya (dubbing dan voice over) sama saja. Sama-sama acting, kita berperan sebagai orang lain, memakai jasa suara juga,” ucap Tisa kepada TopCareer.id.

Dubbing

Masih dalam laman yang sama, dubbing dijelaskan jauh lebih aktif. Dubbing, juga dikenal sebagai penggantian bahasa (language replacement), menggantikan bahasa target dengan setiap orang yang muncul di layar. Layanan sulih suara direkam oleh aktor suara profesional yang meniru ekspresi, nada dan sinkronisasi bibir aktor di layar, tetapi dalam bahasa yang berbeda.

Dalam hal ini mungkin kalau kamu sering nonton kartun anime atau serial televisi India yang datang ke Indonesia dengan bahasa asli, namun disajikan ke televisi dengan suara berbahasa Indonesia untuk setiap tokoh yang ada. 

Sebelum perusahaan sulih suara melakukan dubbing, skrip dan dialog perlu diterjemahkan ke dalam bahasa yang diinginkan. Ini bisa rumit karena pilihan kata harus menyampaikan pesan dalam kerangka waktu yang sama.

Dubbing menggabungkan nada suara, dialek, kata, emosi, nuansa, dan aksen untuk menyampaikan pesan yang lebih kaya. Ini digunakan oleh industri hiburan untuk film, film dan video pertunjukan untuk menangkap maksud konten asli. 

Tisa sendiri mengartikan dubbing lebih untuk proyek-proyek film atau berseri. Ia kerap mengerjakan dubbing untuk serial televisi India, Korea, juga film Disney Princess. 

“Kalau dubber itu biasanya makan waktu lebih panjang karena episodenya lebih banyak, waktu durasi filmnya juga lebih panjang, bisa satu jam bisa 30 menit. Kita akan mengisi beberapa karakter dalam satu film.” 

Exit mobile version