TopCareerID

Menimbang Tempat Kursus Bahasa Korea

Ilustrasi

TOPCAREER.ID – Tingginya minat mengenal dan belajar bahasa Korea ternyata kian memanaskan tensi persaingan tempat kursusnya di Indonesia. Tiap lembaga menawarkan program-program unggulan.

Biasanya program belajar yang diberikan masing-masing lembaga kursus mengarah pada penguasaan lima kompetensi bahasa, yakni writing, reading, listening, speaking, dan grammar. Pertimbangan selanjutnya adalah harga yang ditawarkan, apakah sesuai dengan kualitas yang didapat.

Ada pula faktor pengajar yang bekerja di tempat kursus tersebut. Kalau untuk bahasa asing, native speaker kadang menjadi incaran. Hal lain, yakni mencapai skor tinggi dalam Test of Proficiency in Korea (Topik) sesuai kebutuhan. Berikut ini beberapa tempat kursus bahasa Korea yang bisa kamu lirik.

Namsan Korean Language Course (Namsan Course)

Program kelas di tempat ini dibuka setiap bulan. Dan untuk kelas bahasa Korea dibagi menjadi empat kelas.

Kelas pertama, yakni kelas reguler, yang terbagi dalam tiga tahapan dimana tiap tahapan terdiri dari empat level. Tiga tahapan itu, adalah elementary, intermediate, dan advanced. Setiap levelnya bisa diselesaikan dalam waktu satu bulan.

Di kelas reguler ini kapasitas siswanya ada 7-10 orang dalam kegiatan belajar.  Untuk harga, kelas reguler di Namsan Course berada di kisaran Rp1.200.000-Rp2.400.000 di tiap levelnya.

Selanjutnya, ada kelas privat, di mana muridnya tentu bisa memilih tempat dan waktu belajar sesuai keinginan. Kelas privat sendiri ada dua tahapan, yakni tahapan pemula dan tahapan lanjutan, yang masing-masing tahapan memiliki empat level. Kelas privat juga masih dibagi lagi, privat yang biasa dan privat intensif.

Setiap level ada delapan chapter, dan setiap chapter diharapkan bisa selesai dalam satu kali pertemuan. Kelas privat biasa frekuensi belajarnya dua kali seminggu, sementara kelas privat intensif empat kali seminggu. Untuk harga kelas privat biasa dan privat intensif, berada di kisaran Rp300.000-Rp500.000 per pertemuan.

Kelas berikutnya adalah basic Korean class, di mana siswa diajarkan pengenalan Hangeul juga bahasa Korea yang dasar. Harga yang dipatok Rp400.000 selama sebulan. Dan dalam sebulan itu ada 8 kali pertemuan.

Terakhir, adalah online class (koreaonlineclass.com) yang memang diperuntukkan bagi siapa saja yang berminat dalam bahasa Korea, namun tidak bisa ikut kelas reguler di Jakarta. Menurut founder Namsan Course Nesya, kebanyakan siswa online class-nya berada di luar daerah, seperti Lampung dan Medan.

Namun, saat ini online class itu baru tersedia untuk pelajaran basic Korean class saja. Nesya menilai belajar dengan cara tatap muka masih lebih efektif ketimbang melalui online. Kelas itu memang diadakan untuk menjangkau mereka yang ingin belajar Korea di mana pun domisilinya.

“Kelas online kan by Google Hangout, aplikasi chat. Nanti mereka chat sama guruya, mereka punya jatah 8 kali konsultasi. Setelah 8 kali konsultasi, masa log in-nya hangus. Jadi, mereka dikasih account buat log in, selama log in  mereka bisa akses untuk ambil materi, video, bisa jatah konsultasi 8 kali,” ujar Nesya ketika ditemui TopCareer.id. 

Sementara, terkait kurikulum, Namsan Course mengadaptasi dari Seoul Nation University (SNU) untuk kelas reguler dan Korean Foundation untuk kelas privat. Kedua kurikulum itu dinilai cocok untuk kapasitas belajar orang Indonesia.

Pertimbangan Nesya memilih SNU karena cara belajarnya urut, diajarkan present tense dulu, baru kemudian tahap belajar bahasa formal dan informal. Ada beberapa buku yang tahap pengajarannya loncat-loncat dan peruntukannya bukan untuk bahasa yang frasanya sama dengan bahasa Indonesia.

“Kalau kelas privat cocoknya Korean Foundation karena pengantarnya bahasa Indonesia. Memang dibedakan, kalau di reguler materi tidak terlalu padat karena belajar ramai-ramai, takutnya enggak bisa ngikutin. Kalau di kelas privat memang bukunya lebih tebal, lebih dipadatin materinya.”

Dan untuk materi penulisan Hangeul, Namsan Course mengejar target agar tiap pertemuan pertama pada masing-masing kelas pemula, para siswa bisa langsung membaca dan menulis Hangeul. Untuk itu, karakteristik pengajar di Namsan Course ini harus tahu betul bagaimana mengajarkan pengenalan Hangeul dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Pengajar yang ada di Namsan Course adalah mereka yang sudah pernah tinggal di Korea, dan pernah mengajar bahasa Korea. Spesifikasi lebih rinci dituturkan Nesya bahwa guru di Namsan Course harus melalui tes masuk dai Namsan, yakni tes tertulis, interview hingga demo teaching.

Dengan tagline Learn Korea with Fun, Namsan ingin pengajarnya pun mampu menerapkan cara belajar menyenangkan untuk para siswa. Jadi, bukan hanya mementingkan keberadaan native speaker. Nesya menyampaikan, native speaker tidak menjamin siswa bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Meski pada 2014-2015 lalu, Namsan Course pun pernah memiliki native speaker.

“Orang yang belum pernah belajar bahasa Korea, dianjurin belajar sama orang yang bahasa ibunya sama. Ada beberapa siswa yang komen kalau dia diajarin sama native dia malah enggak ngerti. Orang Korea yang bahasa Indonesianya belum lancar, akan mempersulit siswa. Jadi siswanya yang ngajarin bahasa Indonesia,” ucap Nesya.

Dan untuk program persiapan Topik sendiri, memang saat ini belum ada penyelenggaraanya secara khusus. Namun, bagi siswa yang tujuannya ingin lulus Topik, dianjurkan untuk menempuh pendidikan hingga level akhir di masing-masing kelas.

Namsan memberikan materi Topik di akhir level untuk persiapan siswa menempuh ujian. Biasanya dibahas juga kisi-kisi hingga belajar soal-soal Topik tahun kemarin.

Korean Culture Centre (KCC)

Untuk yang berminat belajar bahasa Korea di Korean Culture Center (KCC), calon sisiwa harus selalu mantengin info seputar pembukaan kelas bahasanya. Karena disana waktu penyelenggaraannya tidak menentu.

“Belum pasti bulannya, jadi lebih baik daftar sebagai member. Dari situ kami akan memberikan informasi seputar kegiatan KCC, termasuk kelas bahasa Korea,” kata salah satu karyawan KCC saat dihubungi TopCareer.id melalui sambungan telepon.

KCC menawarkan delapan level dalam kelas bahasanya, di mana setiap level ditempuh selama 15 minggu pertemuan. Dan setiap minggunya ada total 4 jam belajar.  Untuk kelas ini diharapkan para siswa bisa melakukan lima kompetensi bahasa. Per level siswa dikenakan biaya Rp800.000.

“Memenuhi absensi 80 persen dulu, dan lulus tes dengan nilai 65, baru dapat sertifikat dari KCC,” ujarnya.

Sementara, terkait pengajar, KCC  benar-benar mendatangkan orang-orang dari Koreanya langsung. Jadi para siswa akan diajar oleh native speaker.  Dan di KCC ini tidak menyediakan kelas khusus untuk persiapan Topik.

Tak hanya mengajarkan bahasa, KCC juga berperan sebagai lembaga pusat kebudayaan Korea, yang lebih fokus kepada informasi seputar negeri K-Pop tersebut. Banyak acara budaya yang kerap digelar di KCC. 

Areka Center

Areka Center sebenarnya tidak hanya mengadakan kursus bahasa Korea saja, melainkan ada program kursus bahasa Jepang serta Taekwondo Academy. Namun, untuk kelas bahasa Koreanya, Areka Center terbagi dalam tiga kelas, yakni general class (kelas reguler), special class (kelas privat), dan intensive class (untuk paket program persiapan Topik).

Kelas reguler ini memang ditujukan bagi siapa pun yang ingin menguasai bahasa Korea meski dari tujuan yang berbeda-beda, misal studi atau bekerja. Lama belajar pada kelas reguler di Areka Center ini mencapai 3 bulan, dengan intensitas pertemuan dua kali dalam seminggu dan durasi belajar 3 jam.

Siswa bisa belajar sesuai waktu yang telah dijadwalkan oleh Areka Center, yakni kelas pagi (09.00-12.00 WIB), siang (13.00-16.00), dan kelas malam (19.00-21.30). Sementara, harga yang ditawarkan untuk kelas reguler ini di kisaran Rp2.600.000.

Kemudian ada kelas privat yang tujuannya bisa lulus Topik. Dalam hal ini, para siswa dipastikan sudah pernah belajar Korea sebelumnya. Karena dalam persiapan TOPIK ini, hanya akan membahas materi yang akan keluar selama tes Topik, bukan lagi belajar bahasa Korea dari awal. Lama belajar perkiraan mencapai satu bulan.

“Topik umum itu untuk mereka yang ingin kuliah. Harus ikut dulu belajar Korea secara umum. Topik itu kan semacam TOEFL-nya Korea. Jadi belajar bahasa Koreanya dulu dari basic lalu intemediate, nanti kalau mau ambil Topik-nya ambil dari Topik 1, seterusnya sesuai dengan level yang diikuti di umumnya dulu,” jelas Eka, salah satu pegawai Areka Center kepada TopCareer.id via telepon.

Sementara, Areka Center juga mengadakan kelas persiapan Topik lainnya, yakni Employment Permit System (EPS) Topik. Menurut Eka, EPS Topik ini  merupakan tes bahasa Korea yang dikhususkan bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan bekerja di Korea.

Menurut Eka, tes Topik umum dengan EPS Topik itu sangat berbeda. Topik umum memiliki empat tingkatan, sesuai dengan kebutuhannya, meski kebanyakan digunakan untuk keperluan studi. Sehingga materi soal pun akan lebih mengarah pada penguasaan grammar, kosa kata, dan materi lebih dalam.

Sementara, lanjut Eka, EPS Topik hanya satu kali tes dan memang lebih pada penguasaan bahasa standar dalam dunia kerja. Soal-soal tesnya pun lebih banyak pilihan ganda. Dan tujuannya untuk mendapatkan sertifikasi hingga kemudian diproses sebagai TKI.

“Kalau EPS Topik itu hanya bahasa praktik saja, targetnya lebih rendah. Yang penting dia ngerti komunikasi. Kalau kuliah kan sifatnya knowledge untuk belajar, bahasanya benar-benar harus menguasai. Kan nanti kalau studi ada modul-modulnya yang semua dalam bahasa Korea, kalau enggak ngerti gimana. Kalau kerja bahasa praktis. Makanya materi tesnya beda,” kata Eka.

Paket persiapan EPS Topik di Areka Center ini seharga Rp2.700.000 dengan kelas yang intensif, yakni dari Senin-Jumat, pukul 09.00 sampai 16.00. Dan lama belajar diperkirakan sampai satu bulan.

“Enggak semua orang yang belajar bahasa Korea mau ambil Topik, itu sifatnya kebutuhan personal. Kalau umum itu belajar secara umum bahasa Korea. Kalau Topik itu sifatnya sudah khusus. Tes begitu enggak semuanya lulus, tergantung penguasaan materi, karena ujiannya enggak cuma pilihan ganda, tapi ada ngarang,” ujar Eka. 

Exit mobile version