TOPCAREER.ID – Imej menawan serta keuntungan menyenangkan seolah membuat profesi pramugari kerap kali menjadi impian bagi banyak perempuan. Jalur lembaga pendidikan pun menjadi salah satu jalan alternatif menuju mimpi itu. Bahkan keberhasilan sekolah pramugari mengirim alumnusnya terjun ke industri bisa mencapai 80 persen.
Kontribusi lembaga pendidikan pramugari seakan menjadi mata air segar bagi industri penerbangan yang kini tengah berkembang. Mulai dari pembangunan bandara di berbagai daerah, hingga peningkatan statusnya yang semula nasional menjadi internasional. Hal itu tentu tak bisa lepas dari kebutuhan awak-awak penerbangan, seperti pramugari.
Di sekolah pramugari, para murid tentu akan lebih banyak diarahkan kepada materi sesuai kualitas standar airlines yang menjadi kebutuhan. Bahkan, kebanyakan materi tidak jauh berbeda dengan training center profesi pramugari di airlines yang menjadi syarat memperoleh license sebagai flight attendant (pramugari).
Founder sekolah pramugari Metro Airline School (Metschool), Yosh R. Lukman menyampaikan bahwa sekitar 70 persen materi yang diberikan di training center tiap maskapai sama dengan materi yang diberikan saat di sekolah. Karena memang arahnya untuk meluluskan calon-calon pramugari ini meraih sertifikat terbangnya.
Ia menyebutkan bahwa di training center siswa hanya tinggal impelementasi saja, seolah me-review pelajaran. Menurut Yosh, jika calon pramugari ini lolos tahap rekrutmen dan masuk training center, itu belum bisa menjamin langsung menjadi pramugari. Dan kasus lainnya, di training center itu ada calon pramugari yang selesai cepat ada yang selesai lebih lama.
“Materi di training center kurang lebih sama kayak di sekolah, cuma akan lebih banyak di implementasi. Contoh implementasi di pesawatnya, posisi pintu darurat, terus kabinnya seperti apa, handling kabin, masing-masing jenis pesawat itu kan beda. Sementara, sebagai pramugari harus hapal secara detail,” kata Yosh ketika ditemui TopCareer.id di kantornya.
Metschool sebagai sekolah pramugari, kata Yosh, tidak memberikan jaminan secara langsung bahwa setelah lulus sudah pasti bekerja di maskapai yang diinginkan. Namun, sekolah pramugari melakukan pendekatan melalui goal setting yang jelas, yakni mengejar standar kualitas di tiap maskapai sehingga jika itu tercapai, maskapai pun tak akan ragu untuk melakukan perekrutan.
“Bahkan, Citilink sendiri mau mengadakan rekrutmen di sini (Metschool). Cuma karena kamiresources-nya terbatas sehingga masih kami kirim saja. Kami juga kemarin dari TNI Angkatan Udara mereka melakukan rekrutmen di sini. Ada 5-6 alumni dari kami saat ini sedang final progres rekrut untuk TNI AU,” ucap Yosh.
Sementara, untuk meraih kualitas standar airlines itu, tentunya materi yang diberikan lebih padat dan tidak asal. Sebagai lembaga pendidikan, tetap saja Metschool mengacu pada standar kurikulum yang diterapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, ada improvment yang dilakukan agar lebih matang.