TopCareerID

Mixology Masih Sangat Langka di Indonesia

Foto Ilustrasi

TOPCAREER.ID – Mixology merupakan profesi yang bisa dibilang sebagai kasta tertinggi peracik minuman. Wow…

Lantaran menyandang kasta tertinggi, untuk menjadi seorang mixology tentu sangat tidak gampang. Di Indonesia, mixology yang diakui secara internasional masih sedikit. Dan Lawrence A. Budiarto menjadi satu dari sedikit mixology Tanah Air yang diakui dunia internasional.

Dalam beberapa tahun belakangan mixology seolah berbaur dengan bartender. Istilah mixologytiba-tiba saja menjadi istilah yang terlalu mudah disematkan banyak pebisnis bar dan resto, sehingga seolah melenyapkan kesakrakalan makna di balik profesi berat ini.

Secara sederhananya, mixology berarti ilmu campur-mencampur bahan. Berkaitan dengan dunia bartending, tentunya mengawinkan beberapa jenis minuman beralkohol (liqueur, wine, sprit), dan non-alkohol (soda, jus, buah, sirup, atau bahan-bahan lainnya).

“Sebetulnya mixology sama dengan bartender. Untuk diakui semua bartender di luar negeri perlu sertifikasi. Untuk di Jakarta tidak ada sekolah atau sertifikasi yang diakui internasional. Kebetulan gue ambil di Amerika. Belajarnya tidak lama cuma tiga minggu. Cuma dalam durasi singkat itu harus hapal 1.001 minuman cocktail dan lain-lain,” ujar Lawrence yang merupakan jebolan Boston Bartender School.  

Menurut Lawrence yang diperlukan mixology selain passion adalah kreativitas. “Mixology harus tahu takaran. Untuk basic-basic mencampur cocktail. Seorang mixology harus tahu takaran masing-masing dan rasa apa yang akan timbul. Jadi seorang mixology harus jadi peminum juga. Mereka harus menikmati cocktail, sampanye, bir, martini, dan lain-lain harus suka.”

Terkait 1.001 minuman tersebut merupakan standar internasional. “Setiap minuman basic-nya ada yang sama misal vodka, gyn, rum, semua takaran sama. Perbedaan di mana? Di gelas. Sebab tiapcocktail menggunakan jenis gelas berbeda-beda. Simpelnya apa yang masuk duluan itu basic-nya dulu. Perbedaannya bisa dari situ. 1.001 itu adalah jenis minuman yang berlaku di seluruh dunia. Di luar itu create tidak ada masalah. Seorang mixology harus hafal rasanya juga. Mixologymenciptakan minuman dari bahan yang tidak dikira orang. Semisal dari bahan non alkohol ke alkohol begitu juga sebaliknya.”

“Peluang mixology di Indonesia  masih sangat besar. Apalagi dengan punya sertifikasi yang diakui internasional bisa menjadi modal besar buat persaingan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) ke depannya. Sayangnya di Indonesia belum ada sekolah khusus mixology. Kebanyakan tentang umum tidak ada yang langsung ke mixology atau bartender. Kalau barista banyak sekolahnya. Kalau mau mendalami itu keluar ya di Amerika.”

“Dulu waktu jaman gue sekolah mixology itu pada tahun 1997 biaya sekitar USD350. Kalau jadi mixology diluar pendapatannya besar. Dari tipsnya saja bisa lebih besar dari gaji. Gaji hitungannya per jam. Tapi disini masih dipandang sebelah mata.”

Selain kemampuan meracik minuman, kemampuan managerial dan menghitung cost dari satu minuman menjadi salah satu yang wajib dimiliki seorang mixology.

“Alkohol itu tidak murah. Semua itu ada nilainya tidak bisa sembarangan dituang. Tiap resep punya takaran masing-masing. Itu yang sering tidak disadari oleh kebanyakan bartender.”

“Jenjang karier dalam mixology terlebih yang tanpa sertifikasi berawal dari bar bag atau bar helper yang tugas potongin buah, siapin cuci gelas, siapin barang. Mesin blender disiapin. Tidak ada buat minuman. Pelan-pelan mereka juga harus belajar resep,” ujar Lawrence.

Berikutnya jadi bartender. Sudah oke dengan resep. Kemudian diajarin biaya untuk satu resep berapa. Kalau sudah bisa, naik jadi head bartender kalau di luar negeri itu bar manager. Biasanya di luar ada asisten bar manager simpel bikin jadwal staff, monitoring cost, memantau pasokan barang.

“Baru naik ke bar manager tugasnya semua minuman yang slow moving harus dibuat minuman promosi. Kalau merintis dari bawah kalau tidak punya niat dan tanggung jawab susah. Pertaruhannyacost. Mental di indonesia mau enaknya langsung tidak mau mulai dari bawah. Tidak bisa kaya gitu,” ujarnya.

Exit mobile version