TOPCAREER.ID – Kalian pernah dapat tawaran asuransi? Biasanya lewat jalur apa? Ada penawaran asuransi melalui jalur agency atau disebut agen asuransi, ada pula penawaran dari telemarketing. Namun, data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia menyebutkan, jalur distribusi keagenan berkontribusi sebesar 45,5 persen dari total penjualan asuransi jiwa tahun 2014.
Secara garis besar, kedua jalur itu sama-sama bertujuan untuk menjual produk asuransi untuk ditawarkan kepada calon nasabah. Bedanya, kalau agen itu secara langsung, sementara telemarketing melakukan penjualan melalui telepon.
Menurut Chief Agency Officer Cigna, Dini Maharani, jalur keagenan yang menawarkan produk asuransi secara tatap muka, membuat para nasabah bisa berkonsultasi langsung mengenai perlindungan apa yang paling tepat bagi mereka.
“Biasanya kalau baru jadi agen itu, dia akan melakukan berbagai aktivitas, contohnya dia akan open booth di rumah sakit. Buka booth untuk memberikan layanan konsultasi, nanti di situ akan adacustomer masuk,” kata Dini saat ditemui TopCareer.id.
Ketika melakukan promosi melalui booth, para agen akan memberikan informasi dasar seputar produk asuransi yang ditawarkan. Dan jika para nasabah ingin mengetahui lebih dalam, akan diarahkan untuk konsultasi selanjutnya di kantor atau bisa juga di rumah nasabah, tergantung perjanjian yang sudah dibuat.
Untuk menjadi agen asuransi, seseorang harus tahu betul produk yang akan ditawarkan juga pandai melakukan pelayanan secara baik. Apalagi, di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan asuransi, membuat agen harus pintar dalam menggali kebutuhan para nasabah.
“Enggak bisa disamain semua orang butuh asuransi kesehatan, enggak semua orang butuh asuransi kematian. Kuncinya know your customer. Kalau kami biasanya sih untuk nasabah, kami kasih solusi yang sesuai kebutuhan dia aja,” ujar Dini.
Dini menyampaikan, demi memperoleh agen-agen yang mampu melakukan penjualan dengan baik, Cigna memiliki on boarding program atau semacam orientation program. Cigna tidak ingin, nasabahnya dirugikan hanya karena informasi mengenai produk yang ditawarkan tidak sampai seluruhnya ke tangan nasabah.
Untuk itu, agar tidak terjadi kesalahan selama proses persetujuan, maka para agen ini dilatih berbagai hal yang bakal diperlukan selama “berperang”.
“Jadi, di situ kami bicara mengenai kode etik, produk, layanan, cara menjual yang baik, bagaimana melayani nasabah. Itu semua kami ajarkan dalam watu satu minggu penuh. Kode etik itu maksudnya melakukan penjualan secara benar, menjelaskan produk dengan benar,” papar perempuan lulusan Perbanas Institute ini.
Nantinya bagi para agen asuransi yang sukses meraih banyak penjualan, dan memiliki kinerja yang baik, tentu akan memperoleh beragam keuntungan secara materi maupun jenjang kariernya. Untuk Cigna sendiri, agen asuransi memulai kariernya sebagai agen atau insurance advisor.
Setelah sukses pada permulaan sebagai agen asuransi, maka bisa naik tingkat menjadi leader atau area sales manager. Kemudian, kata Dini, langkah karier selanjutnya sebagai regional sales manager bahkan hingga menempati posisi Dini saat ini.
“Kalau hitungan waktu untuk meraih jenjang karier itu, tergantung sih ya. Memang tergantung kinerja dari si agen itu sendiri, dan kinerja leader-nya. Enggak bisa sama 10 tahun jadi something. Itu balik lagi ke kinerja masing-masing.”
Sementara terkait keuntungan materi, Dini mengaku bahwa seorang agen yang erat kaitannya dengan bidang sales ini, memiliki penghasilan yang tak bisa dihitung secara pasti. Karena, jika berhasil melampaui target penjualan, maka akan mendapat ganjaran penghasilan yang lebih besar.
Bahkan, penghasilan agen asuransi ini kerap disebut-sebut sebagai gaji yang bisa melampaui gaji direksi perusahaan. Biasanya komisi agen asuransi berkisar 5-30 persen dari premi yang behasil dijual. Dan seorang agen asuransi umumnya tak memiliki gaji pokok, jadi pengasilan didapat hanya dari komisi.
“Kalau sales itu bisa dibilang penghasilannya unlimited ya karena enggak bisa bilang penghasilan sales itu a, b, c, jadi memang unlimited income. Tergantung dari ya seberapa giat orang itu melakukan aktivitas. Kalau target hitungannya, besar penjualan premi, bukan orang,” ujar Dini.