TopCareerID

Apa Hari Terburuk untuk Follow Up Interview Kerja?

Ilustrasi.

TOPCAREER.ID Kamu seorang pencari kerja yang tengah cemas menunggu kepastian dari perusahaan setelah wawancara? Secemas-cemasnya dirimu, coba untuk tidak follow up atau menghubungi perusahaan untuk meminta kepastian pada hari Senin. Kenapa?

Camkan, Senin merupakan hari terburuk untuk menghubungi perekrut. Sebab menjelang akhir pekan, perekrut menatap segunung e-mail, lalu sibuk rapat, dan tekanan dari daftar tugas yang belum selesai. Sabtu dan Minggu libur untuk beristirahat. Tapi itu dirasa tak cukup. Maka Senin adalah hari yang dibenci kebanyakan karyawan, tak terkecuali mereka yang bertanggung jawab merekrut karyawan baru.

Seperti yang dikatakan oleh J.T. O’Donnell, Job Search & Career Expert dalam tulisannya di Inc. Menurutnya, sama seperti kamu, “Monday blues” membuat kamu sulit untuk kembali ke mood pekerjaan. Jadi, bayangkan bagaimana seseorang dapat menafsirkan email yang berisi “Aku hanya ingin mengecek, karena aku belum mendengar kabar darimu dan bertanya-tanya apakah aku masih dipertimbangkan mendapat posisi itu?”

Pertama, teks email itu muncul dalam keadaan kesal. Kedua, ini menyiratkan bahwa perekrut seolah telah menjatuhkan bola dengan suatu cara, dan kini bola berada di tangannya lagi. Ketika pada kenyataannya, ini adalah proses perekrutan mereka dan mereka dapat menjalankannya sesuka mereka.

Lagipula, dengan suasana perekrut yang seperti itu, kemudian kamu datang dengan email follow up, justru menunjukkan hal “tidak sabar” dan bahkan mungkin “memaksa” yang bisa melekat ke status kamu sebagai kandidat.

“Itu sebabnya lebih baik menunggu sampai hari Selasa. Berikan kesempatan pada perekrut untuk kembali ke alur kerja dengan kondisi pikiran yang lebih baik,” kata O’ Donnell. Catatan: Alih-alih menunjukkan yang sudah jelas, coba tambahkan nilai sebagai gantinya.

Ketika kamu mengirim email tindak lanjut, berhati-hatilah dengan apa yang kamu katakan. Jangan menyebutkan fakta bahwa mereka gagal menghubungimu. Mungkin kamu bisa mencoba dengan ide follow up berikut:

Dear __,
Saya melihat artikel ini dan memikirkan pekerjaan hebat yang dilakukan perusahaan.
(Masukkan URL DI SINI)

Saya benar-benar menikmati mengobrol dengan Anda dan seluruh tim perekrutan tentang hal ini. Harap jangan ragu untuk memberi tahu saya jika ada hal lain yang dapat saya berikan untuk melanjutkan pencalonan saya untuk peran _.

Terima kasih!

Dengan menawarkan beberapa konten sebagai petunjuk untuk sang perekrut memeriksa pencalonan kamu, maka A) kamu membuktikan bahwa kamu adalah pemain tim yang proaktif, dan B) menjaga dirimu tetap di top-of-mind dalam proses perekrutan tanpa terlihat memaksa.*

Penulis: Hilda Ilmahil Arofah
Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version