“Banyak syarat yang harus dipenuhi. Berkat dukungan dari orang tua dan dosen pembimbing, saya berhasil lolos dan mendapatkan beasiswa PMDSU,” ujar Nastiti, gadis kelahiran Madiun, 20 Juni 1993.
Saat menjalani studi di tahun 2017, Nastiti melakukan penelitian tentang metode molekuler untuk identifikasi bakteri penyebab Tuberkulosis paru di Kyoto University, Jepang. Kemudian di tahun selanjutnya ia kembali ke Jepang untuk melanjutkan penelitian di Nara Institute of Science and Technology bersama Prof. Hirotada Mori. Penelitian tersebut bertujuan menyelesaikan disertasi yang ia kerjakan.
“Alhamdulillah hasil penelitian saya diterima di jurnal Q2 Scopus BMC research notes dan saya dinyatakan lulus doktor pada 1 Agustus 2019 kemarin,” pungkasnya.