TopCareerID

Risnawati Utami, WNI Pertama di Komite Disabilitas PBB

Topcareer.id – Risnawati Utami, wanita (41 tahun) adalah penyandang disabilitas yang berprofesi sebagai pengacara, advokat, serta pendiri Organisasi Harapan Nusantara (OHANA) yang mendukung hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia.

Ketika masih berusia 4 tahun, Risnawati divonis dokter terkena virus polio. Sejak saat itu ia selalu menggunakan kursi roda atau tongkat untuk membantunya berjalan.

Dengan dukungan orang tua, Risna berhasil lulus dan mendapat gelar master dari Brandeis University di Massachusetts, Amerika Serikat di bidang International Health Policy and Management.

Wanita yang turut dikenal sebagai ketua Indonesian National Consortium for Disability Rights (INCDR) ini juga telah menempuh pendidikan hukum di Universitas Indonesia.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Brandeis University, Risna kembali ke Indonesia dan fokus di OHANA. Organisasi ini telah bekerjasama dengan Handicap International sejak 2010 untuk memperkuat dan menyuarakan hak-hak hukum bagi para penyandang disabilitas.

Berkat kerja kerasnya, Risnawati kini berhasil terpilih menjadi anggota Committee on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) di PBB periode 2019-2022.

Terpilihnya Risnawati sebagai anggota anggota Komite Hak Penyandang Disabilitas merupakan kepercayaan masyarakat internasional terhadap kemampuan dan pengalaman Risnawati. Pemilihannya sendiri berlangsung di New York, Amerika Serikat.

Sejauh ini, CRPD telah membuat banyak perubahan pada Indonesia. Peluang bagi para penyandang disabilitas  untuk ikut terlibat dalam pembuatan undang-undang pun mulai diperluas.  

“Sebelumnya tidak ada akses dan tidak ada kemungkinan untuk bergabung dengan perencanaan dan penganggaran kota” ujar Risnawati, seperti dikutip dari humanity & inclusion, belum lama ini.

Bergabungnya Risna di CRPD memberikannya kesempatan untuk terlibat di dewan perencanaan kota, termasuk di Yogyakarta. Dalam peran ini, ia memiliki misi meningkatkan jumlah ruang publik sebesar 10% setiap tahunnya.

Risnawati berharap aksesibilitas Indonesia dalam pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan hal-hal terkait lainnya akan lebih baik di masa yang akan datang.

Editor: Feby Ferdian

Exit mobile version