Lebih jauh Dirjen Ismail menyatakan hampir 95 persen komunikasi bergantung pada mobile communication yang pastinya membutuhkan frekuensi. Ada tiga layer yang dibutuhkan dalam komunikasi, yaitu infrastruktur, aplikasi, dan informasi. Ketiga layer ini membutuhkan sumber daya manusia dengan keahlian yang berbeda-beda. “Di sinilah peran mahasiswa dan akademisi dalam masa depan teknologi Indonesia,” jelas Ismail.
Goes to Campus dihadiri oleh lebih dari 200 mahasiswa dari Fakultas Teknik dan Fakultas Komunikasi Unesa Surabaya. Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Teknik Unesa Maspiyah yang menyatakan pembahasan mengenai frekuensi sangat relevan di era industri 4.0.
“Mahasiswa adalah generasi masa depan dan kini adalah eranya industri 4.0 di mana penggunaan frekuensi menjadi sangat relevan. Diharapkan dapat mensosialisasikan informasi tentang frekuensi ini kepada teman-teman lainnya,” harap Dekan.
Sementara itu, dalam paparannya, Tenaga Ahli Menteri Kemkominfo Freddy H. Tulung mengingatkan publik berhak menggunakan, menikmati, dan mendapatkan manfaat dari frekuensi, baik yang dikelola oleh diri atau komunitasnya sendiri maupun perusahaan yang bersifat komersial. Kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan, membuat konektivitas terkadang sulit diwujudkan melalui pembangunan infrastruktur fisik, tetapi dimungkinkan melalui infrastruktur komunikasi maya, terutama jaringan koridor pita lebar (broadband) yang membutuhkan frekuensi.
“Pembangunan perekonomian kompetitif adalah pembangunan berbasis sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang berkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan era digital saat ini menjadikan layanan yang diberikan Ditjen SDPPI terkait izin pemanfaatan spektrum frekuensi dan sertifikasi perangkat telekomunikasi semakin penting,” urai Freddy.
Kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah pembicara lain yang menyampaikan paparan terkait pemanfaatan frekuensi dan perangkat telekomunikasi. Mereka adalah Kasubdit Standardisasi Teknologi Informasi Andi Faisa Achmad, Kepala Seksi Penataan Alokasi Dinas Penerbangan, Maritim, dan Satelit Gerson Damanik, Kepala Seksi Sarana dan Pelayanan Balai Monitoring Kelas I Surabaya Henry Pribadi, dan Tenaga Ahli Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Ismail Cawidu.