TopCareerID

Kapan Perusahaan Berhenti Disebut Startup?

Topcareer.id – Perusahaan teknologi ternama seperti Go-jek, Bukalapak, atau Tiket.com sering disebut sebagai startup raksasa di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu dan naiknya valuasi di masing-masing perusahaan itu, apakah mereka masih bisa disebut sebagai startup?

Sebagai catatan, Uber (6 tahun) dan Facebook (11 tahun) juga masih kerap disebut startup, hingga seolah-olah tidak ada pengertian yang sama atas pakem-pakem startup, dan kapan nama itu harus berhenti disandangkan.

Definisi

Merriam-Webster, kamus online Amerika paling tepercaya mengartikan startup sebagai perusahaan bisnis yang baru lahir.

Sementara menurut pendiri Y Combinator, Paul Graham, kata “startup” dalam dunia bisnis melampaui sebuah perusahaan yang baru saja lepas landas.

Istilah startup juga terkait dengan bisnis yang biasanya berorientasi pada teknologi dan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.

“Startup memiliki beberapa perjuangan unik, terutama dalam hal pembiayaan. Itu karena investor mencari laba atas investasi tertinggi sambil menyeimbangkan risiko yang terkait,” kata Graham seperti dikutip dari laman Business.com.

Aturan 50-100-500

Hingga saat ini, banyak orang mencoba menetapkan batasan, mana yang merupakan perusahaan startup dan mana yang bukan.

Mereka menggunakan berbagai metrik seperti jumlah karyawan, jumlah putaran pendanaan, pendapatan, atau laba.

Penulis TechCrunch Alex Wilhelm menetapkan aturannya sendiri, yakni 50-100-500. Menurutnya, jika sebuah perusahaan memenuhi atau melampaui salah satu kriteria berikut, berarti sudah bukan startup lagi:

Masalah kemudian timbul lantaran jumlah yang terlibat di aturan Wilhelm dianggap sewenang-wenang atau semaunya.

Misalnya, pemodal ventura Adam D’Augello menetapkan batas karyawan sebuah startup sebanyak 50 orang. Itu berarti tidak ada cara yang pasti untuk menentukan metrik mana yang tepat untuk digunakan.

Ukur dari Kedewasaan

Sementara itu, Dr Massimo Garbuio, Dosen Senior Entrepreneurship di University of Sydney, lebih memilih definisi awal, yakni Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), yang berfokus pada kematangan daripada ukuran.

“OECD membedakan antara perusahaan muda (0-5 tahun) dan perusahaan dewasa (6+ tahun). Startup adalah bagian dari bisnis muda dalam tiga tahun pertama operasi (0-3 tahun),” ujar Dr Garbuio.

Jika menggunakan definisi OECD, maka bisnis yang sudah lebih dari tiga tahun bukanlah startup.

Padahal, tak jarang juga perusahaan yang sudah berusia lima atau enam tahun, namun masih dalam mode startup. Misalnya ketika mereka masih berjuang menemukan model bisnisnya.

Jadi, kapan sebuah perusahaan bisa berhenti disebut startup? Jawabannya mungkin tak akan pernah. Tergantung dari pengertian masing-masing.

Editor: Feby Ferdian

Exit mobile version