Topcareer.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya yang akan berperan di sektor industri. Salah satu langkah strategis yang perlu dijalankan adalah peningkatan kualitas institut yang menghasilkan para insinyur.
“Guna mendukung daya saing industri nasional, kita perlu SDM kompeten, terutama di kawasan industri strategis atau kawasan yang menjadi hub digital economy seperti di Provinsi Banten,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto saat memberikan kuliah umum di Institut Teknologi Indonesia (ITI), Tangerang, Banten, Jumat (13/9).
Menperin menyampaikan, Banten bakal dipacu menjadi salah satu klaster digital di Indonesia, seperti silicon valley. “Setelah Brasil dan Italia, Apple memilih Indonesia sebagai negara ketiga untuk mendirikan Apple Academy, karena mereka percaya bahwa Indonesia adalah sumber dari talenta. BSD dipilih sebagai kompleks Apple Academy yang pertama di Indonesia,” tuturnya.
Pada kuliah umum yang mengusung tema “Menyiapkan Sumber Daya Manusia Berkarakter dan Berdaya Saing Unggul Menyongsong Era Society 5.0”, Menperin menegaskan, perguruan tinggi yang berbasis vokasi seperti institut harus bisa menyesuaikan perkembangan teknologi digital yang sangat cepat. Ini akan dapat menciptakan SDM yang melek teknologi terkini.
“Contohnya yang terkait dengan industri 4.0 seperti smart city, koneksi jaringan 5G, manajemen energi, manajemen transportasi dan lainnya. Sebab, ketika kita bicara industri 4.0, tentunya harus didukung oleh sekolah atau perguruan tinggi yang baik,” ungkapnya.
Airlangga menuturkan, dalam menyongsong era industri digital, kampus-kampus yang ada dipilih sebagai penopang hub digital economy, seperti ITI Serpong yang harus mampu menjadi bagian dari perkembangan industri 4.0 serta menghasilkan SDM industri yang kompeten dan berdaya saing.
Karena itu, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), juga fokus mendorong kampus-kampus yang potensial mencetak SDM industri kompeten agar bisa ditingkatkan menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
“Saya menugaskan kepada Kepala BPSDMI Kemenperin agar melakukan kajian-kajian secara hukum dan kebutuhan, bagaimana bisa mengonversi kampus yang sangat potensial seperti ITI Serpong ini menjadi PTN,” ujarnya.
Nantinya, guna menindaklanjuti kajian terhadap peningkatan kampus potensial tersebut, Menperin akan melakukan koordinasi yang intensif dengan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti). “Apabila nanti kajian secara teknis sudah selesai, kami akan langsung menggelar rapat, sehingga ketika rapat tersebut dilaksanakan mampu menghasilkan solusi untuk mendorong keterkaitan antara dunia pendidikan dan industri,” jelasnya.
Airlangga menilai, ITI Serpong memiliki kesiapan yang memadai untuk dijadikan PTN, selain lokasinya yang berada di kawasan industri yang merupakan hub digital economy, kampus tersebut sudah memiliki fasilitas yang baik dan memadai, sekaligus memiliki sejarah yang sangat panjang, karena didirikan oleh Presiden ke-3 RI, Bacharudin Jusuf Habibie.
“Jadi sejarah ini harus kita teruskan. Kemudian kita transformasikan menjadi institut negeri di Banten, apalagi Banten sudah didorong menjadi klaster silicon valley-nya Indonesia,” imbuhnya.
Airlangga mengungkapkan, sebagai pendiri kampus, almarhum BJ Habibie pernah menyampaikan bahwa ITI Serpong harus menjadi salah satu center of excellence atau pusat keunggulan dalam bidang teknologi di Tanah Air, karena itu Menperin berinisiatif mendorong kampus tersebut mampu berkontribusi lebih besar bagi dunia industri serta pendidikan Indonesia.
“Salah satu amanat almarhum Pak Habibie adalah menjadikan ITI sebagai PTN. Sebelum beliau meninggal, saya berdiskusi dengan Bapak Presiden Jokowi, bahwa Banten memerlukan sebuah institut, apalagi di era industri 4.0, maka institut yang tepat dan lokasinya sangat tepat namanya Institut Teknologi Indonesia,” pungkasnya.