Topcareer.id Senin besok serangkaian jadwal rapat sudah menunggu kamu. Duh, rasanya malas. Kecuali disediakan makan sebagai pengobat kebosanan—saat rapat jadi bagian paling menyiksa dari hari-hari kerja.
Tapi mau bagaimana lagi, setiap bidang pekerjaan pasti menyisihkan waktu untuk rapat. Dan mau tak mau Anda mesti menghadirinya.
Kendati betapa tidak menyenangkannya sebuah rapat, jangan berpikir kalau rapat itu tak penting. Faktanya, penampilan kamu saat rapat bisa berpangaruh pada perjalanan karier.
Ya, tidakkah saat rapat sang atasan bisa melihat langsung Anda mengutarakan isi otak di depan yang lain? Atau, Anda sekadar diam saja, tidak aktif, bahkan ngobrol sendiri dan tak peduli, bisa dilihat langsung sang atasan.
Oleh karena itu, mengetahui hal-hal apa yang tak boleh dilakukan saat rapat amatlah penting. Apa saja? Berikut rinciannya:
Datang terlambat. Melakukan itu, berarti seolah kamu mengatakan tak bisa mengatur diri sendiri dengan baik, terutama mengatur waktu. Datang beberapa saat sebelum rapat dimulai justru akan membuatmu dianggap menghormati rekan kerja lain, dan juga lebih bebas memilih mau duduk di mana.
Tidak siap. Jika kamu punya materi yang ingin disampaikan saat rapat, baca dulu. Siapkan pertanyaan atau usul yang akan kamu ajukun saat rapat.
Memonopoli rapat. Saat diskusi berlangsung, jamaknya membiarkan rekan kerja senior bicara duluan. Setelah mereka selesdai mengutarakan pandangan, giliran kamu buka suara. Jangan bicara bertele-tele bila yang akan disampaikan sebenarnya singkat saja. Ingat pepatah lama, “lebih baik diam, ketimbang sekali bicara malah dianggap bodoh.”
Memberi pernyataan seolah-olah pertanyaan. Mengutarakan pendapat, tapi justru terdengar seperti mempertanyakannya akan mendorong peserta rapat lain berkata tidak, menyanggah pendapatmu. Bicara dengan kalimat langsung dan tegas semisal, “Ayo, kita lakukan riset dulu soal itu.”
Salah membaca tanda-tanda. Cobalah untuk mencari kira-kira apa yang dibutuhkan rapat itu dan mood yang sedang berlangsung (entah tegang atau santai). Dengar baik-baik pendapat orang untuk tahu seberapa jauh mereka menangkap usulanmu. Kamu perlu membuat pendapat yang relevan dengan kebutuhan rapat.
Jadi, jika setiap orang tengah fokus bagaimana menghemat biaya, tapi kamu malah minta sistem operasi ditingkatkan, kamu justru menambah beban pikiran dan usul itu ditolak untuk dikabulkan entah kapan.
Membiarkan diri terintimidasi. Sayangnya, ada beberapa pekerja yang menganggap rapat seolah medan pertempuran. Menganggap diri pembela keinginan sang atasan. Orang model begini tanpa tedeng aling-aling bisa menjatuhkan posisi orang lain di depan atasan. Jika kamu jadi korban orang macam ini, bertahanlah dengan tenang. Jangan terbawa emosi, menimpali tuduhannya dengan keras. Jika Akamu butuh waktu untuk berpikir (kira-kira akan memberi pembelaan apa), mulailah dengan sebuah pertanyaan, semisal, “Kapan kau pikir saya tak peduli pada target kita?”
Mengunyah permen karet. Sederhana saja, tindakan ini menganggu. Lagipula, bertindak begitu dianggap tak sopan dan tak profesional.
Membiarkan handphone-mu menyala. Kalau kamu bisa mematikan handphone saat di bioskop, mengapa pula tak melakukannya saat rapat? Handphone yang berdering akan menganggu konsentrasi rekan kerja yang sedang bicara, serta menarik perhatian peserta lain. Lalu, tambahan lagi, jangan sekali-kali menelepon orang di tengah rapat.
Mengutarakan topik lain. Jangan membajak agenda rapat. Fokus pada masalah yang sedang dicari solusinya bersama. Jika kamu punya agenda masalah lain yang ingin dibicarakan, pastikan hal itu tak menggangu peserta lain. Cara terbaik untuk mengajukan topik yang beda dengan materi rapat, sebaiknya utarakan saat masalah utama selesai dibicarakan, atau simpan masalah itu dan usulkan untuk jadi materi rapat lain waktu.
Mangkir. Tentu, kamu merasa lebih penting langsung kerja, ketimbang berlama-lama di ruang rapat. Namun, jika rapat itu dipimpin atasan, kamu melewatkan kesempatan untuk dikenali sang atasan langsung.
Ingat, pada akhirnya, rapat bukanlah cuma soal produktivitas kerja, tapi juga bagaimana membangun imej positif serta membangun hubungan profesional.*