Topcareer.id – Tidak semua kantor merupakan tempat yang baik untuk karyawan perempuan. Meski saat ini perusahaan kerap menawarkan berbagai kenyamanan kerja pada karyawannya, misal lewat berbagai fasilitas yang tersedia di kantor. Ada empat faktor yang membuat perusahaan merupakan tempat yang baik untuk perempuan.
The Wharton Social Impact Initiative menggali temuan khusus dari ratusan studi akademis tentang perempuan dan pekerjaannya. Laporan ini mengidentifikasi empat hal yang paling penting bagi perempuan, yakni representasi, gaji, kesehatan, dan kepuasan. Masing-masing faktor ini ditimbang dan dinilai secara kuantitatif.
Sebagai contoh, dalam hal representasi, perusahaan mendapat peringkat tinggi jika memiliki jumlah karyawan perempuan yang cukup banyak di semua level dan unit organisasi. Berdasarkan Biro Statistik Tenaga Kerja, setidaknya ada 43 persen perempuan yang jadi patokan untuk semua industri juga perusahaan.
Faktor selanjutnya adalah soal gaji atau bayaran. Perusahaan harus menyediakan upah yang tidak membuat perempuan miskin. Untuk sensus di Amerika Serikat sendiri, kesenjangan kemiskinan antara laki-laki dan perempuan cukup signifikan.
Untuk faktor kesehatan, mencakup asuransi serta manfaat, seperti cuti melahirkan berbayar, perlindungan terhadap cedera dan korban jiwa, stres, dan pelecehan.
Dalam hal kepuasan, rating karyawan atas kepuasan kerja mereka akan digunakan untuk menentukan apakah perusahaan merupakan tempat yang bagus untuk bekerja atau tidak.
Perempuan sebagai leader
Salah satu hal yang paling mengejutkan adalah bahwa perusahaan yang menempatkan perempuan dalam jajaran dewan direksi bukan berarti posisi itu merupakan tempat yang bagus bagi perempuan dalam bekerja.
Beberapa penelitian tidak menemukan korelasi antara perempuan dalam kepemimpinan. Menurut sebuah laporan baru dari Indeed, 53 persen perempuan percaya bahwa mereka memiliki kesempatan yang sama untuk memasuki posisi kepemimpinan seperti rekan laki-laki mereka.
Heather Combs, chief revenue officer untuk 3Pillar Global (perusahaan pengembangan software), menegaskan bahwa tim kepemimpinan mereka adalah 50 persen perempuan, tetapi itu saja tidak menjamin status perusahaan sebagai tempat kerja yang bagus.
“Membangun produk digital terbaik di kelasnya yang memenuhi kebutuhan pasar membutuhkan struktur kepemimpinan yang mencerminkan keragaman pelanggan yang kami layani, dan untuk melakukannya, itu memerlukan berbagai pengalaman dan perspektif,” kata Heather dalam laman Fast Company. *