TopCareerID

Karyawan yang Sering Lakukan Perjalanan Bisnis Rentan Sakit

Topcareer.id – Berdasar penelitian terbaru, orang yang sering melakukan perjalanan bisnis lebih rentan mengalami gangguan kesehatan, seperti obesitas hingga darah tinggi. Tapi nggak perlu panik, bagi yang sering melakukan perjalanan bisnis tetap ada solusi bagaimana mengatasi hal-hal nggak sehat itu.

Studi dilakukan oleh para peneliti di Mailman School of Public Health di Universitas Colombia. Hasilnya menyatakan bahwa orang yang melakukan perjalanan bisnis tiga minggu per bulan akan lebih mudah terserang obesitas daripada mereka yang melakukan perjalanan bisnis satu hinga enam malam per bulan.

Selain obesitas, tekanan darah tinggi serta mampu menurunkan lipoprotein densitas tinggi, juga jadi bagian dari efek seringnya melakukan perjalanan bisnis. Secara signifikan, bisnis traveler ini cenderung tidak sehat, sulit tidur, dan berurusan dengan kecemasan, depresi, dan ketergantungan alkohol.  

Andrew Rundle, seorang profesor epidemiologi di Mailman School of Public Health yang merupakan salah satu penulis dalam studi tersebut, mengatakan bahwa kondisi fisik dan mental di kalangan bisnis traveler ini dapat membahayakan kesehatan mereka sendiri dan kesehatan organisasi tempat mereka bekerja.

Rundle dan rekan menawarkan beberapa solusi yang dapat diterapkan oleh perusahaan dan karyawan untuk membuat perjalanan bisnis lebih sehat dan produktif bagi semua yang terlibat.

“Pada tingkat individu, karyawan yang bepergian secara ekstensif perlu bertanggung jawab atas keputusan mereka soal diet, olahraga, konsumsi alkohol, dan tidur,” jelas Rundle dikutip dalam laman Inc.

Namun, sambung dia, untuk melakukan ini, karyawan mungkin akan membutuhkan dukungan dalam bentuk pendidikan, pelatihan, dan budaya perusahaan yang menekankan perjalanan bisnis yang sehat.

Rundle menyarankan bahwa perusahaan dan karyawan harus memilih akomodasi bisnis dengan akses yang memungkinkan pilihan makanan sehat serta fasilitas olahraga yang layak (bukan ruang kebugaran hotel yang mungil).

 Idealnya, perusahaan dapat menyediakan keanggotaan di gym atau terkait olahraga. “Pengusaha juga dapat memberikan pelatihan ke karyawan (bisnis traveler) dalam manajemen stres,” tambah Rundle.

Dia mengatakan cara terbaik untuk mengatasi kerasnya semua perjalanan itu adalah mempertimbangkan untuk mengurangi perjalanan jika tidak benar-benar diperlukan.

“Perjalanan bisnis pasti dapat menjadi pendidikan, dan bahkan menyenangkan, belum lagi diperlukan bagi banyak orang; tetapi hal negatif yang disebabkan oleh perjalanan konstan mungkin tidak sepenuhnya berharga,” ujar dia.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine, didasarkan pada data dari penilaian kesehatan terhadap lebih dari 18.000 karyawan.

“Meskipun hanya sekitar 12 persen karyawan yang terdata bepergian untuk bisnis 14 malam atau lebih per bulan, tapi kondisi kesehatan di kalangan pelancong bisnis ini tetap mengkhawatirkan, baik untuk kesehatan mereka sendiri dan kesehatan perusahaan mereka, ” tulis penulis studi utama Andrew Rundle di Harvard Business Review. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version