Topcareer.id – Sebuah penelitian menemukan bahwa karyawan yang berkantor dengan konsep open space (terbuka) menurunkan jumlah interaksi tatap muka sebesar 72 persen. Padahal, kantor konsep ini dibuat dengan tujuan meningkatkan interaksi antar karyawan.
Studi terbaru dari Harvard University yang dilakukan oleh Peneliti Ethan Bernstein dan Stephen Turban menemukan bahwa desain kantor open office membuat karyawan rentan akan rasa kerja sama dan lebih mungkin berkomunikasi melalui email.
“Orang memakai headphone itu untuk menghindari gangguan. Mereka menatap layar mereka dengan seksama karena mereka tahu orang-orang melihat (satu sama lain) dan ingin terlihat sibuk,” kata Bernstein dalam laman The UK Times.
“Lalu orang-orang yang melihat mereka dari seberang ruangan, melihat bahwa ada seseorang yang sedang bekerja dengan sungguh-sungguh, sehingga tidak ingin mengganggu. Jadi mereka mengirim email.”
Untuk penelitian ini, karyawan dipasangi alat pelacak berteknologi tinggi selama 30 hari, dengan rincian 15 hari memakai dinding, dan 15 hari tanpa dinding.
Hasilnya, ketika berada di kantor “berdinding”, setiap pekerja menghabiskan rata-rata 5,8 jam interaksi per orang per hari.
Sementara setelah dinding dilepas, mereka hanya menghabiskan rata-rata 1,7 jam untuk berinteraksi. Mereka mengirim 56 persen lebih banyak email dan 67 persen lebih banyak pesan instan.
Meskipun para pekerja masih duduk berdekatan satu sama lain, dalam rumpun sekitar enam hingga delapan meja, interaksi pribadi mereka menurun hingga 67 persen dan mengirim lebih banyak email.
“Di sisi lain, saya telah menghabiskan cukup waktu di (kereta bawah tanah) pada jam sibuk untuk melihat bahwa ditempatkan bersama tidak selalu mengarah pada interaksi.” ujar Bernstein.
Editor: Feby Ferdian