Topcareer.id – Seorang CEO kerap dianggap individualis dan hanya berpikir soal kepentingan perusahaannya saja. Tapi, studi baru-baru ini menyebut kalau CEO yang sudah menikah cenderung lebih peduli tentang masalah sosial daripada rekan-rekan mereka yang belum menikah.
Studi yang berasal dari University of Connecticut dan University of Saskatchewan itu menemukan masalah sosial yang dimaksud, seperti perekrutan dan promosi perempuan di tempat kerja, minoritas dan karyawan cacat.
Selain itu, CEO yang menikah dalam penelitian ini memiliki skor yang lebih tinggi daripada CEO yang belum berkeluarga dalam hal kepedulian terhadap tindakan afirmatif, manfaat karyawan, hubungan kerja, keselamatan dan kesejahteraan, pembagian keuntungan dan kepemilikan saham.
Untuk menentukan hasil ini, para peneliti mengamati 2.163 perusahaan publik di Amerika Serikat antara tahun 1993 hingga 2008. Perusahaan dengan CEO yang sudah menikah menyumbang sekitar 86 persen dari mereka yang diteliti. Para peneliti mencatat bahwa semua CEO dalam pernikahan lawan jenis.
Shantaram Hegde, seorang profesor keuangan di University of Connecticut yang ikut menulis laporan itu, mengatakan kepada CNBC Make It bahwa hasilnya membuktikan bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan keluarga cenderung terbawa ke ruang kerja.
“Dia mengatakan bahwa CEO yang menikah cenderung menunjukkan kasih sayang bawaan terhadap isu-isu seperti keragaman dan kesejahteraan karyawan karena latar belakang keluarga mereka sebagai orang tua, suami atau istri,” ucap Hegde.
Meskipun lebih dari 97 persen perusahaan termasuk studi memiliki CEO laki-laki, Hegde mengatakan hasil yang sama juga berlaku untuk beberapa CEO perempuan.
Studi lain, katanya, juga menemukan bahwa CEO perempuan sebagai sebuah kelompok cenderung lebih peduli tentang keragaman, karyawan dan lingkungan daripada CEO pria.
Para peneliti juga meninjau perusahaan yang telah beralih ke CEO baru dengan status perkawinan yang berbeda selama penelitian. Dari 3.466 perusahaan yang ditinjau, perubahan nyata terlihat dalam komitmen perusahaan terhadap masalah sosial setelah transisi CEO.
“Kami menemukan penurunan signifikan dalam hasil tanggung jawab sosial perusahaan rata-rata ketika sebuah perusahaan beralih dari CEO yang menikah ke CEO yang belum menikah,” kata Hegde kepada American Association for Advancement of Science. *
Editor: Ade Irwansyah