Penindas
Efek intimidasi di tempat kerja sangatlah besar dan tidak menguntungkan karyawan. Baird Brightman, seorang ilmuwan perilaku, konsultan, dan penulis, melaporkan bahwa agresivitas (baik verbal maupun fisik) merusak rasa aman. Perilaku ini juga seolah mengubah pekerja produktif ke defensif seperti dalam pertarungan.
“Hanya 1 persen dari pelaku intimidasi yang dipecat, tindakan biasanya diambil target (pelaku intimidasi). Satu-satunya pilihanmu pergi secepat mungkin. Terutama jika perusahaan membiarkan bully berulang kali dan telah keluar beberapa target pelaku intimidasi,” kata Babs Ryan, penulis America’s Corporate Brain Drain.
Minim aksi
Mereka akan berdalih “sibuk” ketika input atau arahan mereka diperlukan pada saat-saat genting. Mereka sering kali berlindung dalam pertemuan untuk menutupi rasa tidak aman mereka atau ketakutan menghadapi konflik. Mereka hanya tertarik pada kabar baik, karena mereka tidak mampu menangani apa pun. Punya masalah? Bicaralah dengan orang lain.
Narsis
Bagi manajer, ini adalah kondisi mental aktual yang dikenal sebagai gangguan kepribadian narsis yang membutuhkan perhatian medis. Bagi karyawan, manajer narsistik yang patologis dapat merusak kariernya.
Editor: Feby Ferdian