TopCareerID

Hacker Baik, Tak Perlu Sekolah Tinggi tapi Peluang Kerja Banyak

White Hat Hacker yang malah bisa dijadikan profesi unik.

Topcareer.id – Tak seperti banyak pekerjaan yang bergaji tinggi, menjadi seorang hacker baik atau ethical hacker banyak di antaranya yang tidak membutuhkan gelar sarjana. Bahkan, tak perlu juga berpuluh-puluh tahun pengalaman kerja dalam keamanan siber.

Setidaknya itu yang dikatakan oleh Ben Sadeghipour, Kepala Operasi Hacker di HackerOne dalam rilis yang diterima TopCareer.id dari McGallen & Bolden Pte Ltd dengan judul “Sempurnakan Keterampilan Meretasmu untuk Mendapatkan Pekerjaan Terbaik di Cybersecurity.”

“Banyak peretas top saat ini sepenuhnya otodidak, dengan penelitian menunjukkan sedikitnya enam persen peretas etis saat ini telah mempelajari keterampilan meretas mereka di ruang kelas,” ucap Ben.

Menurut sebuah studi baru-baru ini, lanjut Ben, 81 persen white hat hacker (hacker baik) menunjuk ke sumber daya online dan blog sebagai sumber utama mereka untuk pembelajaran dasar.

Sebagian besar peretas top sepenuhnya belajar sendiri dan telah mempelajari banyak keterampilan mereka melalui tutorial online dan kursus web. Salah satu peretas ini adalah Santiago Lopez, peretas etis pertama di dunia yang menjadi jutawan pada usia sembilan belas tahun.

“Aman untuk mengatakan bahwa pendekatan otodidak ini tidak memiliki efek penghambat pada keberhasilan dan pengembangan teknisnya.”

Sejak Santiago Lopez diumumkan sebagai pemburu hadiah bug juta dolar pertama di dunia, lima peretas lainnya telah mencapai tonggak sejarah jutaan dolar. Masing-masing peretas ini tidak memiliki pendidikan keamanan siber secara formal.

Setelah seorang calon hacker merasa cukup percaya diri untuk menguji keterampilan mereka, ada berbagai tantangan hadiah bug publik yang dapat mereka daftarkan.

Menemukan bug pertama itu bisa memakan waktu, namun banyak peretas mengaku bahwa begitu mereka mulai meretas bug, tantangannya adalah menemukan kerentanan yang sangat membuat ketagihan.

Ketika melihat kembali bug pertama, Santiago Lopez menemukan bahwa dia mengatakan butuh banyak waktu, tetapi dengan tekad yang kuat dia berhasil dan rasa pencapaiannya tidak ada duanya.

“Hal pertama yang saya retas adalah sebuah situs web dan saya menemukan sebuah Cross. Kerentanan-Permintaan Pemalsuan Situs. Ini menghasilkan USD50 pada tahun 2016 ketika saya berusia 16 tahun. Butuh waktu lama untuk menemukan kerentanan pertama saya, tetapi dengan kesabaran dan upaya itu tercapai, dan itu sangat berharga,” ucap Santiago.

Penelitian menunjukkan bahwa hampir seperempat profesional keamanan percaya, peretasan adalah keterampilan yang paling penting untuk dilihat di CV ketika merekrut talenta keamanan, ini adalah cara yang bagus untuk masuk ke dalam industri keamanan siber. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version