Topcareer.id – Dunia hiburan Korea Selatan kembali kehilangan salah satu punggawa terbaiknya. Choi Jin-ri atau yang lebih dikenal dengan nama Sulli mengakhiri hidupnya di usia 25 tahun.
Mantan member f(x) ini ditemukan sudah tak bernapas di apartemennya di Seongnam, Gyeonggi, Seoul selatan, Senin (14/10/19).
Sebelum mengakhiri hidupnya, Sulli diduga didera depresi sejak 2014 silam. Ketika tampil di talkshow miliknya, Jinri Store pada 2018 lalu, ia bahkan sempat mengungkapkan gangguan psikologis yang dialaminya.
“Fobia sosial, gangguan panik…. aku memilikinya sejak masih muda. Beberapa teman terdekat meninggalkanku. Orang-orang menyakitiku, aku tidak memiliki siapa pun di sisiku, atau seseorang yang dapat memahamiku. Jadi itu sebabnya aku benar-benar berantakan,” ucapnya kala itu.
Gangguan psikologis
Terlepas dari kasus Sulli, gangguan psikologis memang bukan perkara yang boleh diabaikan. Apalagi, berdasar apa yang diungkapkannya, gangguan yang dialami Sulli tergolong cukup berat.
“Gangguan panik dan fobia sosial adalah salah satu bentuk dari gangguan kecemasan. Orang dengan gangguan kecemasan juga sering mengalami depresi, begitu juga sebaliknya,” ujar dr. Azhari C. Nurdin, SpKJ kepada Topcareer.id melalui sambungan telepon, Selasa (15/10/2019).
“Ada orang yang mengalami dua gangguan psikologis sekaligus. Contohnya dalam kasus ini gangguan kecemasan dan depresi. Dua gangguan ini bisa berkaitan, bisa juga nggak. Namun adanya beberapa gangguan psikologis pada seseorang, artinya ini merupakan kondisi yang berat dan harus mendapatkan perhatian yang serius.”
dr. Azhari menambahkan, beberapa orang dengan depresi berat cenderung mengisolasi dirinya sendiri. Dalam kondisi ini, ia juga rentan terhadap pikiran-pikiran negatif seperti kematian. Jika disertai dengan gangguan kecemasan, maka kondisi depresinya akan semakin berat.
“Gangguan kecemasan akan memperparah kondisi depresi, dan begitu juga sebaliknya. Pada orang dengan gejala depresi yang berat, maka bisa muncul ide-ide untuk bunuh diri. Semakin berat gejala depresinya, maka semakin kuat dorongan untuk mengakhiri hidup.” ucapnya.
Bagaimana menghadapi orang dengan gangguan panik?
Gangguan panik merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan kecemasan atau kekhawatiran yang muncul tiba-tiba, disertai rasa tidak nyaman di tubuh.
Orang yang mengalami gangguan panik akan merasa seolah-olah sedang mengalami kondisi serius seperti serangan jantung atau merasa akan mati. Padahal, bila diperiksa dengan seksama, tidak ada gangguan di tubuhnya.
Ketika menghadapi seseorang yang mengalami gangguan panik, hal pertama yang harus dilakukan adalah memintanya menenangkan diri.
“Bilanglah kepadanya, ‘Coba kamu ambil posisi yang nyaman, tarik napas dalam-dalam, hitung sampai 10, keluarkan pelan-pelan….’ Dengan fokus ke pernapasan, dia akan pelan-pelan mengatasi kecemasannya,” ujar Azhari.
Azhari juga menghimbau untuk tidak menggunakan kalimat seperti, ‘kamu cuma panik’ atau ‘Ah, cuma gitu doang’. Ucapan-ucapan ini sama sekali tidak akan membantu.
“Mengucapkan kalimat seperti itu hanya akan membuat kita terkesan tidak empati. Mereka akan merespon dengan, ‘kamu enggak mengerti yang aku rasakan’ dan sebagainya.”
Dalam beberapa kasus, pemberian obat khusus dari dokter juga bisa dilakukan. Langkah ini biasanya diambil ketika seseorang tidak bisa mengontrol kecemasannya.
“Kalau cemasnya turun, harapannya derajat dan intensitas gangguan paniknya juga bisa berkurang. Cuma kalau hanya dibantu dengan obat, orang yang mengalami gangguan panik jadi enggak belajar cara untuk mengendalikan kecemasannya,” ucapnya.
Karena itu, Azhari menganjurkan orang yang mengalami gangguan panik untuk belajar teknik relaksasi atau self-hipnoterapi. Dua langkah ini bisa membuat orang lebih terlatih untuk menghadapi gangguan paniknya sendiri.
“Jadi kalau pun harus melakukan pengobatan, sembari berobat jalan, kita juga ajarkan teknik relaksasi sehingga ia tidak bergantung pada obat,” ujar Azhari.
Ada teman kamu yang mengalami gangguan panik? Ayo bantu agar tragedi yang menimpa Sulli ex f(x) tak terulang. *
Editor: Ade Irwansyah