TopCareerID

Kenapa Multitasking `Un-faedah` untuk Karyawan dan Perusahaan?

Topcareer.id – Kadang melakukan tugas multitasking dipikir bisa lebih efektif dan lebih cepat. Tapi percayalah bahwa otak kita tidak dapat menangani beberapa tugas kompleks sekaligus. Ada efek negatif juga ketika kamu memaksakan otak bekerja multitasking.

Kalau di era serba smartphone ini, multitasking biasa dilakukan dengan mengirim pesan teks atau mendengarkan musik saat bekerja. Hal itu sebenarnya dapat mengganggu produktivitas kita. Apapun yang kamu lakukan, multitasking akan mengurangi efisiensi sampai batas tertentu.

Baca juga: Apa Multitasking Membuat Kita Jadi Lebih Produktif?

Multitasking dapat merusak efisiensi karena beberapa alasan: Dibutuhkan waktu untuk beralih ketika terkait peralatan, dan proses pengalihan informasi ‘working set’ dapat menyebabkan kesalahan,” kata Bob Schafer, Wakil Presiden Riset di Lumosity.

“Menjadi efisien dalam multitasking sebenarnya hanya mencoba membuat biaya sekecil mungkin,” tambah Bob dalam laman Business News Daily.

Menurut studi Bryan College, milenial beralih dari platform ke platform 27 kali per jam. Selain itu, multitasking menurunkan IQ sebesar 15 poin selama tugas kognitif dan mengurangi kecerdasan emosi serta kepadatan otak seiring waktu.

Baca juga: Cara Tetap Bugar Saat Sibuk Kerja

“Kami menginginkan stimulasi yang konstan dan balasan yang cepat serta bervariasi, jadi kami bangkit di lingkungan digital modern yang mencoba melakukan banyak hal dengan sangat cepat, sekaligus,” ucap Andy Kerns, Creative Director di Digital Third Coast.

“Hasilnya malah buruk di setiap tingkatan. Pekerjaan yang ceroboh, pengambilan keputusan yang buruk, peningkatan stres, kurangnya kreativitas,” ucapnya.

Dia menambahkan bahwa multitasking tidak membuat produktif karena lebih sedikit pekerjaan yang dihasilkan, lebih banyak kesalahan dibuat, dan lebih banyak uang hilang. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version