Topcareer.id – Siapa pun bisa menjadi atasan yang biasa-biasa saja. Namun, untuk menjadi atasan luar biasa, dibutuhkan kemauan untuk mengadopsi pendekatan baru yang bertentangan dengan pandangan lama tentang tempat kerja.
Atasan luar biasa menerima bahwa bisnis itu organik, kompleks, dan tidak pernah statis. Mereka melihat perusahaan sebagai sebuah ekosistem dan mencari cara untuk memasukkan orang-orang mereka dalam pengalaman kolaboratif.
Pernahkah kamu bertanya-tanya apa perbedaan antara atasan biasa dengan atasan luar biasa? Dilansir dari standard.net, Senin(04/11/2019), berikut perbedaannya.
Berdayakan karyawan daripada mengontrolnya
- Atasan biasa ingin karyawan melakukan persis apa yang diperintahkan. Mereka menciptakan lingkungan di mana inisiatif individu terhalang oleh pengelolaan mikro. Biasanya delegasi mereka lemah dan memungkinkan bawahan mereka untuk membuat keputusan tidak esensial.
- Atasan luar biasa menyediakan sumber daya dan pemberdayaan yang memungkinkan karyawan mereka untuk meningkatkan kehidupan kerja mereka dan menumbuhkan perusahaan. Mereka tahu bahwa karyawan yang bahagia menghasilkan atasan yang bahagia dan bisnis yang sukses.
Memotivasi melalui visi dan tujuan
- Atasan biasa mengancam menggunakan rasa takut dipecat, diturunkan pangkat, atau kehilangan hak istimewa, sebagai cara utama untuk memotivasi orang. Dengan budaya ini baik karyawan dan atasan akan terkunci dalam perebutan kekuasaan yang tidak layak.
- Atasan luar biasa melihat perusahaan sebagai kumpulan harapan dan impian individu, semua terhubung dengan misi dalam organisasi. Mereka menginspirasi orang untuk melihat masa depan yang lebih baik dan bagaimana mereka bisa menjadi bagian dari itu.
Melihat organisasi sebagai komunitas
- Atasan biasa melihat bisnis sebagai konflik antara perusahaan, departemen, dan kelompok. Mereka memandang pesaing sebagai musuh dan mendapatkan klien baru seolah-olah mereka sedang menguasai dunia.
- Atasan luar biasa akan memberi rangkulan dan menumbuhkan rasa saling ketergantungan dalam bisnis. Mereka percaya pelatihan karyawan bisa menjadi strategi terbaik untuk berhasil. Mereka menciptakan tim yang mudah beradaptasi dengan pasar baru dan dapat membentuk kemitraan dengan perusahaan lain, pelanggan, bahkan pesaing.
Memperlakukan pekerja sebagai rekan kerja
- Atasan biasa melihat dirinya sebagai bos untuk mengawasi bawahannya. Dengan melakukan hal itu, akan menciptakan karyawan yang hanya akan fokus untuk terlihat sibuk dan menutupi diri.
- Atasan luar biasa memperlakukan setiap karyawan seolah-olah karyawan merupakan orang yang paling penting di perusahaan. Akibatnya, karyawan dari berbagai divisi dan tingkatan akan bertanggung jawab bersama memajukan perusahaan.
Menjadikan pekerjaan menyenangkan dan bermanfaat
- Atasan biasa cenderung mendefinisikan diri mereka sebagai tiran dan karyawan mereka sebagai korban. Semua orang diharapkan berperilaku sesuai dengan yang diinginkannya.
- Atasan luar biasa melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang harus menyenangkan. Mereka percaya bahwa pekerjaan utama mereka membantu karyawan mereka sukses dan pada akhirnya merasa puas dalam pekerjaan mereka.
Mendukung perubahan
- Atasan biasa melihat perubahan sebagai sesuatu yang rumit dan mengancam, sesuatu untuk dilakukan hanya ketika rasa putus asa muncul. Mereka cenderung menolak perubahan sampai semuanya terlambat.
- Atasan luar biasa melihat perubahan sebagai bagian yang tak terhindarkan dari organisasi yang sedang tumbuh. Mereka tahu bahwa kesuksesan hanya mungkin terjadi jika karyawan dan organisasi menerima ide-ide baru dan cara-cara bisnis yang lebih baik.
Editor: Feby Ferdian