TopCareerID

Yuk, Kembangkan Karier Lewat Peer Mentorship

Dok. Santa Anna College

Topcareer.id – Tak hanya di lingkungan akademik, mentorship juga bisa diterapkan di lingkungan kerja demi pengembangan karier.

Bedanya, jika mentorship tradisional terjadi antara guru-siswa, di lingkungan kerja bisa diterapkan peer mentoring atau mentoring dengan teman sebaya (rekan kerja).

Dilansir dari laman Business News Daily, dalam peer mentoring, peran mentor dan mentee (yang dimentori) memungkinkan kedua belah pihak untuk mengambil untung dari sistem itu.

“(Peer mentoring) adalah saat dua rekan berkumpul karena masing-masing memiliki sesuatu untuk dipelajari dan berkontribusi pada yang lain,” kata Rachel Cooke, pendiri Lead Above Noise (organisasi kepemimpinan dan pengembangan tim).

Apa itu rekan mentoring?

Peer mentoring adalah suatu bentuk mentoring yang mendorong dinamika memberi dan menerima, di mana kedua karyawan menawarkan saran dan belajar dari satu sama lain.

“Dalam hubungan mentoring sebaya, setiap orang yang terlibat dapat menjadi guru dan siswa, dan kedua belah pihak diberdayakan untuk membentuk konteks pembelajaran mereka,” kata Virginia Fraser, manajer pemasaran A.S. di Insights Learning & Development.

“Profesional menerima dukungan yang mereka butuhkan dari rekan sebaya sambil mendapatkan perspektif dari seorang mentor.”

Selain itu, menurut Sarah Callaghan, mantan manajer pemasaran global di Insights, ada keuntungan tersendiri untuk membimbing dan dibimbing oleh seseorang yang memiliki jumlah pengalaman yang sama dengan yang kamu miliki.

“Kamu menghadapi tantangan serupa dalam hal pekerjaan yang dihadapi, politik kantor dan perkara laporan,” kata Callaghan. “Mentor rekanmu benar-benar memahami ketegangan dan hambatanmu, dan dapat membantu menghadapi masalah dengan cara yang positif dan produktif.”

Fraser mengatakan bahwa peer mentorship berkembang secara organik dari hubungan tempat kerja profesional berbasis kepercayaan. Kepercayaan ini menciptakan lingkungan terbuka di mana kolega merasa nyaman menawarkan umpan balik satu sama lain tentang perilaku, sikap, atau kinerja.

Pada gilirannya, penerima umpan balik ini lebih terbuka terhadap saran, karena mereka tahu orang lain benar-benar ingin melihat mereka berhasil.

Ketika ini terjadi, Fraser mencatat, tim dapat membangun sistem pemeriksaan dan keseimbangan antar pribadi yang tidak tergantung pada pemimpin kelompok.

Editor: Feby Ferdian

Exit mobile version