TopCareerID

Buruh Pabrik, Sopir, dan Cleaning Service Lebih Berisiko Terkena Diabetes

Dok. Better Work

Topcareer.id – Diabetes bisa menghantui siapa saja yang memiliki gaya hidup buruk. Tapi, berdasar penelitian yang dilakukan terhadap hampir 5 juta orang, disimpulkan mereka yang berprofesi sebagai buruh pabrik, pengemudi, dan pekerja pembersih lebih mungkin untuk mendapat diabetes tipe 2.

Mereka menghadapi peningkatan risiko dua hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan guru, fisioterapis, dan dokter gigi. Para ilmuwan menyalahkan pilihan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang olahraga dan merokok, sebagai perbedaan yang mencolok di antara dua kelompok profesi di atas.

Dalam laman Daily Mail, penelitian itu dilakukan oleh Karolinska Institute di Stockholm yang mengamati 30 pekerjaan paling umum dan mencakup 4.550.892 orang di Swedia. Studi ini akan diterbitkan dalam jurnal Diabetologia.

Baca juga: Hasil Riset: Duduk terlalu Lama Sama Bahayanya dengan Merokok

Para peneliti menindaklanjuti kejadian diabetes pada usia 35 atau lebih pada peserta dari 2006 hingga 2015. Mereka menemukan bahwa 4,2 persen dari populasi yang bekerja memiliki penyakit, tetapi tingkat pada laki-laki berkisar dari 8,8 persen pada pengemudi kendaraan bermotor hingga 2,5 persen.

Kisaran untuk perempuan adalah dari 6,4 persen, di bidang manufaktur hingga 1,2 persen di antara para manajer spesialis. Pekerja pabrik memiliki risiko hingga 80 persen lebih besar terkena diabetes daripada populasi pekerja umum.

Tetapi guru-guru universitas laki-laki, fisioterapis perempuan, dan dokter gigi memiliki risiko 45 persen lebih sedikit.

Baca juga: Hak Pekerja Perempuan yang Wajib Kamu Tahu

“Untuk mengurangi beban diabetes di masa depan, penting untuk membatasi aliran masuk pasien baru. Jika jabatan dapat digunakan sebagai indikator risiko diabetes tipe 2, maka hal itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelompok dalam intervensi yang ditargetkan,” kata penulis studi.

“Dan mudah-mudahan menginspirasi pengusaha untuk menerapkan program pencegahan yang disesuaikan dengan tenaga kerja mereka.”

Para peneliti juga meneliti kebiasaan gaya hidup dan menemukan hubungan yang jelas antara diabetes dan obesitas serta kurang olahraga.

Dr Katarina Kos, seorang dosen senior di bidang diabetes dan obesitas di University of Exeter, mengatakan, studi penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja tertentu membutuhkan peningkatan fokus dalam memperkenalkan perubahan gaya hidup.

“Semakin lama kita belajar bahwa pekerjaan tidak tetap dengan sedikit fleksibilitas untuk istirahat sesekali tidak sehat dalam jangka panjang,” ujar dia dalam Daily Mail.

Emma Elvin, penasihat klinis senior di Diabetes UK, mengatakan bahwa poin penting untuk memperjelas di sini adalah penelitian ini bukan berarti melakukan pekerjaan manufaktur, mengemudi, atau pekerjaan pembersih secara langsung meningkatkan risiko diabetes. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version