TopCareerID

UMKM Wajib Terpapar Digitalisasi

Sandiaga Uno saat menghadiri HIPPI, Kamis (13/12/2019). (Topcareer.id/Hilda Ilhamil Arofah).

Sandiaga Uno saat menghadiri Rakernasi HIPPI, Kamis (13/12/2019). (Topcareer.id/Hilda Ilhamil Arofah).

Topcareer.id – Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terbilang menyumbang kontribusi besar untuk perekonomian Indonesia. Sayangnya, dari 63 juta UMKM di negeri ini, baru 8 atau 9 persen yang melek digital. Memangnya seberapa penting UMKM ini terdigitalisasi?

Meski belum melek digital secara merata, sektor UMKM mampu menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar untuk ekonomi Indonesia.

Berdasarkan data per 2018, sektor UMKM menyumbang Rp 8.400 triliun terhadap PDB. Angka tersebut setara dengan 60 persen dari Rp 14.000 triliun PDB Indonesia di 2018.

Menurut Direktur Eksekutif Indef (Institute For Development of Economics and Finance) Enny Sri Hartati, digitalisasi adalah salah satu instrument untuk meningkatkan efisiensi, baik dalam pemasaran, networking, serta mendapat tenaga kerja ahli. Hal yang sama berlaku untuk UMKM.

“Itu akan meningkatkan kualitas produksi dan bisa mengakses berbagai macam sumber daya yang efisien atau murah,” kata Enny pada Topcareer.id usai Diskusi Panel dalam Rakernas Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) di Hotel Sari Pacific, Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Baca juga: Presiden Dorong Program Pemberdayaan UKM Agar Lebih Optimal

Enny menambahkan, digitalisasi bagi UMKM mampu meningkatkan daya saing dalam berusaha. Ini akan menambah sisi kreativitas mereka dalam menghadapi bisnis besar yang menang dari sisi permodalan dan networking.

“Yang salah kaprah selama ini, digital bukan hanya bagaimana terhubung dengan internet, tapi bagaimana dia meningkatkan berbagai macam akses informasi, informasi dari segala hal tadi,” ujarnya.

Pebisnis muda Indonesia yang juga politikus, Sandiaga Uno mengatakan bahwa sudah semestinya kedahsyatan internet dan digitalisasi membawa efek positif bagi UMKM. Menurut Sandi, lewat internet, UMKM bisa mengakses pasar yang lebih luas serta sebagai sarana pengembangan.

“Yang tadinya belum bisa pasang iklan di koran karena mahal, di radio mahal, apalagi TV, mereka sekarang bisa beriklan di media sosial. Masih banyak yang belum memanfaatkan platform digital ini,” ucap Sandiaga.

Editor: Feby Ferdian

Exit mobile version