Topcareer – Dalam sebuah wawancara, Ryan Reynolds sempat berkelakar kalau 6 Underground adalah film paling Michael Bay dari film-film Michael Bay sebelumnya.
Sulit rasanya untuk tidak setuju dengan itu. Budget besar dan rating R membuat Michael Bay selaku sutradara bebas bertingkah semaunya.
Tapi apakah itu berarti filmnya bagus? Hm, belum tentu.
Sinopsis
6 Underground bercerita tentang tim rahasia ‘bawah tanah’ yang dipimpin oleh seorang miliarder bernama One (Ryan Reynolds).
Seperti namanya, tim ini terdiri dari 6 jagoan yang telah memalsukan kematiannya. Mereka lantas menyebut diri mereka ‘hantu’; menganti nama mereka dengan angka; dan berjuang melawan ketidakadilan.
Terdengar seperti tipikal film superhero bukan?
Faktor Ryan Reynolds
Harus diakui, Ryan Reynolds saat ini tengah mencapai poin di mana apa yang disentuhnya akan berubah menjadi emas.
Kesuksesannya memerankan antihero kocak Deadpool, membuat banyak orang tergila-gila dengan keisengan dan ucapan kotornya. Hal itu lantas menjadi identitas tersendiri yang selalu dibawanya baik di media sosial, maupun di film-film berikutnya.
Apapun filmnya, orang-orang akan mengantre untuk melihat aksinya, Contohlah Life, The Hitman’s Bodyguard, hingga Detective Pikachu. Tiga film di atas mungkin bukan untuk semua orang, tapi rata-rata memperoleh laba yang lumayan.
Maka, tak heran jika banyak orang menantikan 6 Underground. Saya juga termasuk salah satunya. Begitu melihat teaser di Instagram pada 8 September 2018 lalu, Boom! Saya langsung teryakinkan.
Mulut kotor Reynolds, ledakan khas Michael Bay, siapa yang bisa menolak itu….
Membayangkan dan menyaksikan adalah dua pengalaman yang berbeda.
Dari awal film, kita sudah disuguhi adegan aksi yang nyaris tanpa henti. Termasuk kejar-kejaran mobil selama 8 menit lebih.
Tak ada bekal cerita yang cukup kuat untuk membuat kita merasa terlibat di dalamnya, sehingga di seperempat menit pertama, rasanya seperti sedang melihat kompilasi video laga di YouTube.
Satu hal yang menarik dari adegan ini adalah mayat-mayat yang bergelimpangan dengan sangat artistik. Bay nampaknya sangat bersenang-senang dengan mainan barunya ini.
Setelah kelar, tahap selanjutnya adalah flashback tentang bagaimana para karakter utamanya bisa bergabung ke dalam tim.
Treatment untuk adegan ini dibuat bak videoklip, dengan musik-musik top 40 yang bergantian menjadi latar, serta character development yang cukup dangkal. Sungguh melelahkan.
Sekitar satu jam setelahnya, barulah kita dibawa ke cerita utama. Dimana mereka berjuang menggulingkan pemerintah diktator Turgistan, Rovach Alimov.
Di sinilah cerita baru mulai menyenangkan untuk diikuti. Meski sorotan berlebihan terhadap wanita seksi dan tempo semaunya ala Bay masih bolak-balik membuyarkan konsentrasi.
Overall, 6 Underground tak sepenuhnya gagal dalam menghadirkan hiburan laga. Kalau kamu berniat menonton untuk mendengar celotehan Ryan Reynolds, melihat mobil-mobil mewah bertabrakan dan adegan spektakuler lainnya, film ini mungkin akan membuatmu senang.
Penasaran? Tonton di Netflix sekarang. *
Editor: Ade Irwansyah