TopCareerID

Bukan Cuma Modal, Ini Prinsip 3M dalam Investasi yang Kamu Harus Tahu!

kelebihan dan kekurangan pendanaan bisnis angel investor.

Ilustrasi. Sumber foto: StartupNation.com

Topcareer.id – Tren investasi di Indonesia semakin berkembang. Para anak muda kini sudah banyak yang memilih terjun ke dalam dunia investasi.

Untuk bisa memasuki dunia investasi, kita harus mempertimbangkan banyak hal agar investasi berjalan lancar dan tidak mengalami kerugian di kemudian hari.

Kamu harus jeli memerhatikan pasar investasi dan terus bekali diri untuk menghindari investasi bodong yang juga marak beredar.

Seperti yang diungkapkan oleh Head of Business Development Sucor Securitas, Bernadus Wijaya saat ditemui Topcareer.id di kantor Sucor Securitas, Sahid Sudirman Center, Jakarta belum lama ini.

“untuk menjadi seorang investor wajib memiliki modal, dan modal tidak hanya uang, kita juga harus memiliki prinsip 3M.” ujarnya.

Apa saja prinsip 3M yang dimaksud Bernadus Wijaya dalam berinvestasi? Berikut penjelasannya.

Mindset
“Seorang investor harus memiliki mindset enggak mau untung cepet.” Kata Bernadus. Investasi memiliki high risk high return. Jadi pasti semua instrumen investasi yang menghasilkan return tinggi akan memiliki resiko tinggi.

Inilah sebabnya para investor harus mengutamakan long term profit daripada short term profit. Dan yang paling penting dilakukan, adalah mengecek apakah tempat kita berinvestasi berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK untuk menghindari penipuan investasi bodong

Metode
“Sebagai seorang investor jangan hanya ikut-ikutan teman. Tetapi harus belajar metodenya mulai dari fundamental analisis, yaitu mengecek kesehatan perusahaan, laporan keuangan perusahaan, proyeksi jangka panjang perusahaan, serta kapan saat yang tepat untuk masuk ke dalam saham tersebut.” Kata Bernadus.

Money management
“Sebelum masuk investasi, kita harus memiliki keuangan yang sehat dan memiliki dana darurat. Seperti kata Warren Buffet, dalam berinvestasi jangan meletakkan investasi hanya di satu tempat. Tujuannya supaya resiko kita terdiversifikasi.” Jelas Bernadus.

Kamu bisa menginvestasikan di saham consumer atau perbankan, dan juga ke sektor-sektor lain seperti sektor komoditas, properti, infrastruktur dan lain sebagainya.

Exit mobile version