Topcareer.id – Virus corona yang jadi pandemi global membuat semua orang khawatir. Orang juga bertanya-tanya apa ada cukup waktu hingga ada vaksin yang tersedia untuk mencegah manusia terinfeksi virus ini?
Jawaban paling tepat: tidak dalam waktu dekat. Setidaknya hingga setahun ke depan.
Akhir Februari lalu, sebagaimana ditulis majalah Time edisi 16-23 Maret 2020, Moderna Therapeutics, sebuah perusahaan biomedis yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, AS, mengirim tabung-tabung kaca pertama berisi sampel vaksin COVID-19 ke Insitut Penyakit Alergi dan Infeksi Nasional (NIAID, National Institute of Allergy and Infectious Diseases), bagian dari Institut Kesehatan Nasional (NIH, National Institute of Health), yang berbasis di Bethesda, Maryland.
Obat antivirus
NIAID baru siap menguji coba vaksin itu pada manusia pada bulan April. Vaksin COVID-19 produksi Moderna ini terbilang rekor dalam hal pembuatan. Untuk itu saja mereka membutuhkan waktu 42 hari menggunakan sekuens DNA SARS-COV-2 yang dirilis China pada pertengahan Januari.
Obat yang juga penting untuk memerangi COVID-19 adalah antivirus, yakni obat yang akan diberikan pada pasien yang terinfeksi corona. Tujuannya agar virusnya tak berkembang biak dan menulari orang lain.
Akhir Februari, ilmuwan NIH mulai mengembangkan obat antivirus remdesivir yang sebelumnya dikembangkan untuk melawan wabah Ebola.
Uji coba antivirus itu memerlukan sukarelawan untuk diberi obat atau plasebo selama 10 hari ke tubuhnya. Bila obat tersebut menunjukkan penurunan virus SARS-COV-2 dalam darah, artinya ia manjur untuk mengatasi penyebaran virus.*
