TopCareerID

Saatnya Pisahkan Fakta dan Mitos Seputar Virus Corona (COVID-19)

Ilustrasi. (dok. Noreste)

Topcareer.id – Sejak dilaporkan semakin meluas penyebaran virus corona atau Covid-19, semakin banyak pula orang yang berusaha melindungi diri.

Mulai dari mengisolasi diri di rumah dengan work from home dan menjalankan himbauan social distancing dari pemerintah, hingga mencari-cari informasi tentang bagaimana mereka bisa menangkal diri dari tertular virus ini.

Namun sayangnya banyak orang terlalu cepat percaya tentang kabar yang beredar luas terutama melalui whatsapp group mengenai hal ini tanpa mencari tahu kebenaran kabarnya.

Mengutip laman Wildcat.arizone.edu, Selasa (24/3/2020) berikut ini beberapa mitos dan fakta terkait covid-19.

Baca juga: Hand Sanitizer VS Cuci Tangan dengan Sabun, Mana Lebih Baik?

Mitos: Minum minuman keras, seperti vodka, dapat membantu mengobati infeksi virus corona
Fakta: Setelah 44 orang meninggal di Iran karena pesta minuman keras dengan harapan mencoba menyembuhkan virus corona, WHO mengeluarkan pernyataan yang merekomendasikan orang tidak mengonsumsi alkohol sebagai cara untuk mencegah virus corona.

Mitos: Sekarang sudah ada antivirus Covid-19
Fakta: Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk virus corona. Namun, para ahli di seluruh negara sedang berupaya membuat vaksin corona.

Mitos: Minum minuman panas, seperti teh, meningkatkan suhu tubuh inti dam mensimulasikan demam
Fakta: Meminum minuman panas tidak akan berpengaruh pada suhu tubuh manusia, yang berkisar sekitar 36 derajat celsius.

Cari tahu yang lainnya di halaman berikut>>

Mitos: Masker bedah harus dipakai oleh semua orang tanpa kecuali
Fakta: Menurut Centre for Disease Control, masker N95 bedah direkomendasikan hanya untuk digunakan oleh petugas kesehatan yang membutuhkan perlindungan dari bahaya udara dan cairan. Masker respirator tidak digunakan di luar pengaturan perawatan kesehatan.

Mitos: Hewan peliharaan rumah tangga bukan vektor dari virus corona
Fakta: WHO menyatakan bahwa meskipun ada satu contoh anjing yang terinfeksi di Hong Kong, hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa seekor anjing, kucing, atau hewan peliharaan apa pun dapat menularkan COVID-19. COVID-19 terutama menyebar melalui tetesan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.

Baca juga: Menyulap Minyak Jelantah Menjadi Sabun Cuci

Mitos: COVID-19 dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk
Fakta: Virus corona bukan malaria. Jangan salah, COVID-19 menyebar melalui tetesan pernapasan yang dapat ditularkan melalui cairan atau pernapasan, ketika seseorang batuk atau bersin.

Mitos: Orang dari segala usia dapat terinfeksi virus corona
Fakta: Orang-orang dari segala usia berisiko terkena COVID-19. Namun, serupa dengan sebagian besar infeksi lainnya, orang tua memiliki sistem kekebalan terlemah dan lebih rentan terhadap kematian setelah terinfeksi dengan virus corona.

Mitos: Antibiotik penting untuk mengobati infeksi corona
Fakta: Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, seperti radang tenggorokan. Namun, antibiotik dianggap tidak berguna untuk pengobatan melawan infeksi virus, seperti coronavirus baru atau flu. Jangan mengonsumsi antibiotik dengan harapan dapat mengobati COVID-19.

Mitos: Minum air mineral dan tidur yang cukup adalah dua cara untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh
Fakta: Meminum jumlah air yang sehat 1,5 hingga 2 liter sehari sudah cukup bagi kebanyakan orang, dan mendapatkan jumlah tidur yang tepat tujuh hingga sembilan jam per malam untuk orang dewasa sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuh yang kuat.

Mitos: Social Distancig adalah cara yang efektif untuk memperlambat penyebaran virus corona
Fakta: Menjaga jarak yang tepat dari manusia lain, kira-kira 1,5 – 2 meter dan membatalkan pertemuan besar adalah dua langkah yang secara drastis dapat mengurangi penyebaran virus corona. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version