TopCareerID

Contek 3 Kebiasaan Super Learner untuk Kemajuan Kariermu

Ilustrasi. (dok. TLNT)

Topcareer.id – Menjadi seorang pembelajar super adalah salah satu keterampilan terpenting yang dibutuhkan setiap orang untuk berhasil di abad ke-21.

Untuk menjadi seorang super learner, tak selamanya kamu harus menunggu bakat alami. Kamu bisa mempelajari hal ini lewat kebiasaan-kebiasaan mereka berikut ini:

Super learner berbagi apa yang mereka tahu ke orang lain

Seperti dikutip dari The Ladder, salah satu kebiasaan dari pembelajar super, yakni mengajari orang lain setelah mereka menguasai sesuatu.

Menurut penelitian, para pembelajar super ini mempertahankan sekitar 90% dari apa yang mereka pelajari ketika menjelaskan konsep tersebut kepada orang lain, atau menggunakannya dengan segera.

Mengajari orang lain apa yang kamu ketahui adalah salah satu cara paling efektif untuk mempelajari, mengingat, dan mengingat informasi baru.

Dalam ilmu psikolog, hal ini disebut sebagai retrieval practice, salah satu cara paling andal untuk membangun jejak memori yang lebih kuat.

Jadi, belajarlah dengan mengajarkan beragam topik kepada orang lain agar kamu dapat dengan cepat menemukan celah dalam pengetahuanmu. Ini adalah model mental yang diciptakan oleh fisikawan terkenal, Richard Feynman.

Dikenal sebagai “Penjelajah Besar,” Feynman dihormati karena kemampuannya untuk menggambarkan dengan jelas topik padat seperti fisika kuantum untuk hampir semua orang. Teknik Feynman dituangkan dalam biografi James Gleick, Genius: The Life and Science of Richard Feynman.

Tes akhir dari pengetahuanmu adalah bagaimana kamu bisa mentransfernya ke yang lain. Cara yang lebih baik untuk belajar, memroses, menyimpan, dan mengingat informasi adalah dengan belajar separuh waktu dan berbagi separuh waktu.

Pembelajar super melihat belajar sebagai suatu proses

Memahami topik, ide, atau pola pikir baru tidak hanya membutuhkan pengamatan yang tajam, tetapi juga keingintahuan yang berkelanjutan.

“Perjalanan pembelajaran adalah kumpulan aset belajar yang dikuratori, baik formal maupun informal, yang dapat digunakan untuk memperoleh keterampilan untuk peran spesifik dan/atau bidang teknologi,” tulis Sonia Malik dari IBM.

Pembelajar juga super menghargai proses. Mereka tidak memiliki tujuan akhir dan lebih mencari peningkatan yang konsisten. Mereka terus menguasai prinsip-prinsip baru, pandangan dunia, model berpikir, dan lain-lain.

Pengejaran pengetahuan yang berkelanjutan, sukarela, dan memotivasi diri sendiri adalah hal penting untuk kedewasaan mereka.

Pembelajar yang efektif menjaga otak mereka

Menjaga kesehatan otak membuatnya tetap tajam. Apa yang kamu lakukan atau tidak kamu lakukan untuk otak dapat secara signifikan mengubah caramu merekam, memproses, dan mengambil informasi. Salah satunya dalam memilih apa yang kamu makan.

“Buah dan sayuran memerangi stres oksidatif yang berkaitan dengan usia yang menyebabkan keausan pada sel-sel otak,” kata Dr. Gary Small, seorang profesor psikiatri dan penuaan.

Untuk menjaga kesehatan otak, kamu bisa memulainya dengan mengonsumsi blueberry, sayuran berdaun hijau (kangkung, bayam, brokoli), biji-bijian, ikan, kacang-kacangan, serta memilih minyak zaitun yang dikenal memiliki lemak tak jenuh yang sehat.

Editor: Feby Ferdian

Exit mobile version