TopCareerID

3 Perusahaan Besar Dunia Ini Pernah Hampir Bangkrut

Topcareer.id – Membangun suatu perusahaan bukan perkara mudah. Selalu ada pasang surut dalam perkembangan bisnisnya, bahkan tak jarang juga yang mengalami masa krisis.

Namun, tak semua perusahaan besar yang mengalami masa krisis lantas gulung tikar. Beberapa telah sukses untuk comeback dari masa krisisnya selama bertahun-tahun.

Mengutip laman fastcompany.com, Kamis (9/4/2020), berikut beberapa perusahaan besar di dunia yang sempat hampir menutup perusahaannya, namun bisa bangkit kembali untuk meneruskan bisnisnya.

Apple
Pada tahun 1997, Steve Jobs dengan Apple company hampir saja mengalami kebangkrutan dan akan segera menutup lahan bisnisnya. Namun, Apple diselamatkan oleh pesaing raksasa abadinya Microsoft.

Bill Gates menanamkan modal sebesar USD 150 juta pada Apple. Gates dan Jobs pun bekerja sama untuk memperbaiki keadaan Apple dengan kontrak selama 5 tahun.

Atas kerja sama ini, Microsoft bersedia menyediakan software Microsoft Office untuk Macintosh dan Internet Explorer sebagai perangkat utama di Apple.

Starbucks
Perusahaan ini pernah mengalami perlambatan ekonomi pada 2008 lantaran para pelanggan Starbucks banyak yang beralih ke kedai kopi yang lebih murah. Hal ini memaksa Starbucks menutup 600 cabangnya agar tetap mendapat keuntungan.

CEO Howard Schultz lalu memutar otak mencari cara bagaimana menangani masalah ini. Ia pun menyimpulkan bahwa Starbucks perlu melibatkan emosi dari para pelanggannya. Maka terciptalah program “My Starbucks Idea” di mana customer dapat bertukar ide dengan perusahaan mulai dari produk, layout kedai, sampai dengan musik background yang diputar di kafe.

Hasilnya, Starbucks mengimplementasikan ratusan ide baru dan juga berhasil menciptakan fan base yang kuat. Sejak saat itu, Starbucks kembali bangkit dan terus berkembang hingga sekarang dengan pelanggan fanatik yang semakin bertambah.

Marvel
Marvel telah lama menjadi penerbit komik terbesar di dunia. Tetapi pada 1996, Marvel sempat mendaftarkan kebangkrutan perusahaannya di pengadilan Amerika karena penurunan penjualan komik secara drastis.

Setelah menyelesaikan berbagai urusan hukum dan pengembalian hutang, pada tahun 1997 Marvel menyelesaikan restrukturisasi superhero dan mengubah pendekatannya untuk berfokus pada film daripada kertas dan tinta buku.

Saat ini, Marvel menjadi waralaba bernilai jutaan dolar, Keputusannya untuk menghubungkan karakter-karakter komiknya ke dalam satu dunia sinematik tunggal “Marvel Cinematic Universe” telah mengubahnya menjadi salah satu brand yang kuat di dunia.

Editor: Feby Ferdian

Exit mobile version