TopCareerID

Kebiasaan Buruk Selama Pandemi yang Perlu Dihapus

Ilustrasi. (dok. AdobeStock)

Topcareer.id – Selama pandemi virus corona ini banyak orang bisa melakukan refleksi diri apa yang bisa diambil untuk memberi manfaat, dan mana hal yang perlu dihapus agar tak merugikan. Selama masa pandemi ini banyak orang menghabiskan waktu 24 jam di rumah, untuk bekerja, belajar, hingga beribadah.

Di rumah terus meninggalkan jejak kebiasaan buruk. Beberapa kebiasaan buruk selama ini perlu ditinjau ulang bahkan dihilangkan jika memang malah merugikan.

Berikut beberapa kebiasaan buruk yang perlu dihapus selama pandemi dan diimplementasikan, berdasar laman Medium.

1. Pergi ke kulkas setiap jam

Makanan memang membantumu mengatasi kekacauan dan stres. Makanan yang paling kamu sukai dapat menjadi hadiah untuk pekerjaan yang berat sepanjang hari. Tetapi selama krisis, kebutuhan untuk memberi hadiah pada diri sendiri dengan makanan bisa menjadi kunjungan setiap jam ke lemari es yang menyebabkanmu menambah berat badan.

Baca juga: Tujuh Tanda Kamu Burn Out Saat Kerja dari Rumah

2. Pemeriksaan email konstan

Memeriksa email terlalu banyak dalam sehari tidak produktif. Ini memaksamu untuk menjadi reaktif daripada proaktif. Kamu tidak bisa membuat ditimu terus-menerus terganggu oleh email. “Saya mendapati diri saya terlalu banyak mengecek email saya selama krisis ini. Membatasi godaan itu dua kali sehari telah membantu,” tulis Tim Denning, Personal Development dan Entrepreneurship dalam Medium.

3. Maraton berita keuangan

Ketika ekonomi sedang membara dan berita memberitahumu akan ada bank run, otak penyelamatmu mengatakan bahwa kamu perlu banyak mengkonsumsi informasi ini untuk dilindungi. Sekarang bukan saatnya untuk membuat keputusan besar dengan semua ketakutan yang berada di luar.

“Saya menemukan diri saya selama sebulan terakhir terlalu banyak menonton berita keuangan. Semua pendapat saling bertentangan dan bahkan jika ahli itu adalah salah satu yang saya tidak percaya, saya masih menemukan diri saya dipengaruhi oleh konten mereka,” kata Denning.

Baca poin lain di halaman berikutnya>>

4. Mengabaikan panggilan telepon

“Saya mendapati diri saya tidak menjawab panggilan telepon. Kebohongannya adalah ‘Aku sibuk’ ketika kenyataannya adalah ‘Aku butuh ruang.’ Terutama selama isolasi di rumah, kita perlu kontak manusia.”

Ketika mulai menerima telepon lagi, itu membuat dirimu keluar masalah-masalah di kepala dan mengalihkan pikiran ke situasi orang lain. Yang terjadi selanjutnya adalah “situasiku sama sekali tidak seburuk orang ini.”

5. Membenci orang yang tidak melakukan social distancing

Yang ini tidak mudah untuk diterima. Kadang kamu yang tetap di rumah bisa mendapati diri membenci orang-orang yang tidak menerapkan social distancing, dengan tetap berkeliaran di luar.

“Tidak semua orang merespons krisis dengan kecepatan atau pemahaman yang sama. Saya menemukan bahwa kemarahan yang timbul tidak membantu dan ketika saya kembali ke rumah, saya merasa kesal karena tidak sesuai dengan keinginan saya untuk menjadi baik.”

6. Membiarkan piring kotor

Mencuci piring bisa menjadi latihan meditasi. Namun, selama pandemi kamu akan lebih tergoda untuk meninggalkan piring kotor. Alasan malas cuci piring yang kita buat-buat, yakni kita bisa lebih sedikit menyentuh tempat-tempat kotor dan jauh dari kuman. Padahal itu hanya menambah kebiasaan buruk dan memperkeruh kondisi di rumah. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version